kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Buyback saham masih ramai di bursa, simak saran analis


Rabu, 25 Agustus 2021 / 20:01 WIB
Buyback saham masih ramai di bursa, simak saran analis
ILUSTRASI. Pekerja mengamati layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Buyback saham masih ramai di bursa, analis beri sejumlah rekomendasi saham. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembelian kembali saham (buyback) masih ramai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, hingga 20 Agustus 2021, terdapat 12 emiten yang telah menyampaikan keterbukaan informasi mengenai rencana buyback dan masih dalam periode pelaksanaan. 

Total rencana pembelian tersebut mencapai Rp 4,9 triliun. Adapun aksi buyback yang dimaksud sesuai dengan SE OJK No. 3/SEOJK.04/2020 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik (SE OJK 3/2020).  

Mengutip keterbukaan informasi, rencana buyback saham yang terbaru adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Emiten berkode MIKA itu akan menggelar buyback pada periode 23 Agustus 2021 hingga 22 November 2021. Adapun MIKA berencana buyback saham sebanyak-banyaknya 83 juta saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mencermati, sejauh ini pergerakan harga MIKA memang tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang masih bertumbuh. Asal tahu saja, saham MIKA sudah melorot 14,65% secara year to date (ytd). 

Baca Juga: Analis kompak rekomendasikan beli saham Bank CIMB Niaga (BNGA)

Hal serupa juga terjadi pada emiten sektor kesehatan lainnya, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Pergerakan harga KLBF yang tertekan 9,46% ytd dinilai Sukarno tidak menggambarkan kinerja perusahaan yang masih terkerek sejauh ini. 

Asal tahu saja, KLBF juga  mengumumkan akan buyback sebanyak-banyaknya 250 juta  saham pada 20 Agustus 2021 hingga 19 November 2021. "Jika tidak ada tekanan jual yang tinggi, dengan rencana target jumlah saham  tersebut bisa menahan harga agar tidak turun lebih dalam dan berpeluang bisa mengerek harganya," jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (25/8). 

Sepengamatannya, rencana buyback KLBF akan lebih menarik mengingat jumlah saham yang akan dibeli kembali lebih banyak dibandingkan MIKA. 

Adapun terhadap kedua saham itu, Sukarno cenderung merekomendasikan hold atau trading buy. Mengingat saat ini keduanya ada sinyal buy dalam jangka pendek. Jadi, ada peluang harga sahamnya kembali menguat.

Senada, Analis Phillip Sekuritas Helen mencermati, buyback saham umumnya dilakukan oleh emiten yang beranggapan harga sahamnya masih undervalue. Adapun buyback saham dinilai bisa menahan penurunan harga saham lebih lanjut. "Karena adanya pihak yang siap melakukan pembelian apabila harga turun," jelas Helen kepada Kontan, Rabu (25/8). 

Baca Juga: Pendapatan dan laba turun, simak rekomendasi saham Merdeka Copper Gold (MDKA)

Oleh karenanya, langkah yang diambil MIKA dan KLBF dinilai menarik. 

Terhadap kedua saham itu, Helen masih merekomendasikan untuk jangka panjang dengan target harga Rp 1.750 per saham untuk MIKA dan Rp 3.000 per saham untuk KLBF. 

Sukarno menambahkan, selain MIKA dan KLBF, emiten-emiten yang berencana buyback lainnya juga ada yang menarik, seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT MNC Investama Tbk (BHIT). "Menarik untuk dikoleksi karena harga buyback maksimalnya jauh dari harga saat ini," jelasnya lagi. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×