Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bussan Auto Finance (BAF) bakal menghimpun dana segar dari pasar modal. Setelah sukses menerbitkan obligasi I pada 2017, BAF kembali akan menerbitkan obligasi II pada tahun ini dengan jumlah pokok maksimal Rp 1 triliun.
Obligasi ini telah mendapatkan peringkat AA atau double A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100% dari nilai pokok yang diterbitkan.
Surat utang akan dibagi dua seri, yakni seri A dengan jangka waktu 370 hari kalender, dan seri B dengan jangka waktu tiga tahun.
"Setelah penerbitan obligasi perdana kami pada 2017 yang mendapat respons positif dari pelaku pasar atau investor, kini kami kembali menerbitkan obligasi II dan memperoleh peringkat double A dari Pefindo," ujar Lynn Ramli, CEO BAF dalam siaran pers, Rabu (11/4).
Obligasi ini ditawarkan dengan indikasi tingkat bunga sebesar 6,00%-6,50% untuk seri A dan 7,50%-8,25% untuk seri B. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan, rencananya dana ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja pembiayaan.
"Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja pembiayaan sebagaimana yang ditentukan oleh perizinan yang dimiliki BAF," lanjut Lynn.
Masa penawaran awal atau book building pada 9 hingga 20 April 2018, sedangkan perkiraan masa penawaran umum obligasi pada 7-9 Mei 2018. Perkiraan tanggal efektif dari OJK diperoleh pada 3 Mei 2018 dan pencatatan oblihgasi di BEI pada 16 Mei 2018.
BAF menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penjamin pelaksana emisi dan PT Bank Mandiri Tbk sebagai wali amanat.
Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu, BAF membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 6 triliun, naik 13,3% dari sebelumnya Rp 5,3 triliun. Laba tahun berjalan juga naik 122,7% dari Rp 82,1 miliar menjadi Rp 182,7 miliar pada tahun lalu.
Jumlah aset juga meningkat 9,5% dari Rp 7,3 triliun menjadi Rp 8 triliun. Perusahaan juga mampu menjaga non performing finance (NPF) di level 0,65%, membaik dari sebelumnya 0,91%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News