Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar keuangan Korea Selatan mengalami tekanan pada Rabu (4/12), setelah Presiden Yoon Suk Yeol sempat mendeklarasikan darurat militer dan mencabutnya beberapa jam kemudian.
Situasi ini memicu krisis politik terbesar dalam beberapa dekade terakhir di negara ekonomi terbesar keempat di Asia ini.
Indeks saham acuan KOSPI ditutup melemah 36,10 poin atau 1,44%, di level 2.464,00.
Indeks KOSPI telah turun 7,20% sepanjang tahun ini, dengan penurunan 2,7% dalam 30 sesi perdagangan terakhir.
Baca Juga: Serikat Pekerja Hyundai Motor Berencana Mogok Kerja, Buntut Kisruh Politik Korea
Mata uang won sempat terpuruk ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir sebelum akhirnya pulih sebagian, sementara imbal hasil obligasi acuan mengalami kenaikan.
Asal tahu, mata uang won telah melemah 8,7% terhadap dolar AS sepanjang 2024.
Di antara saham-saham unggulan indeks, saham produsen chip Samsung Electronics turun 0,93%. Sementara perusahaan sejenis SK Hynix naik 1,88% dan produsen baterai LG Energy Solution turun 2,02%.
Saham Hyundai Motor anjlok 2,56% dan Kia Motors naik tipis 0,10%.
Saham Naver, perusahaan mesin pencari, turun 3,11% dan Kakao, penyedia aplikasi pesan instan, melesat 8,50%.
Baca Juga: Ramai-ramai Staf Presiden Korsel Mundur Pasca Pengumuman Deklarasi Darurat Militer
Dari 938 saham yang diperdagangkan, hanya 176 yang mencatat kenaikan, sedangkan 737 lainnya mengalami penurunan.
Investor asing mencatat aksi jual bersih saham senilai 408,8 miliar won (setara US$290 juta) di papan utama.
Presiden Yoon pada Rabu mencabut deklarasi darurat militer yang diumumkan sebelumnya setelah mendapat penolakan keras dari parlemen.
Langkah tersebut termasuk upaya untuk melarang aktivitas politik dan menyensor media, yang memicu kecaman luas.
Baca Juga: Pesan Oposisi untuk Yoon Suk Yeol: Mundur atau Kami Makzulkan!
Kementerian Keuangan Korea Selatan menyatakan siap menggelontorkan likuiditas "tanpa batas" untuk menstabilkan pasar keuangan di tengah ketidakpastian politik ini.
Krisis politik ini menambah ketidakpastian bagi pasar keuangan Korea Selatan, yang sudah tertekan oleh kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Selanjutnya: Libur Nataru: Kemenhub Prediksi 110,67 Juta Orang akan Melakukan Perjalanan
Menarik Dibaca: Hujan Petir Siang-Malam di Daerah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (5/12) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News