Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga tembaga terperosok. Tutupnya aktivitas pasar komoditas China sebagai konsumen tembaga terbesar akibat perayaan Imlek, mempengaruhi pergerakan harga.
Harga tembaga di Bursa London Metal Exchange (LME) untuk pengiriman tiga bulan, Senin (11/2), turun 1,14% menjadi US$ 8.294 per ton dibanding penutupan harga sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga tembaga telah terkoreksi sebesar 1,28%.
Persediaan tembaga di LME menyentuh jumlah tertinggi sejak November 2011 yakni sebesar 399.850 ton. "Sebagian besar investor menunggu China kembali membuka pasar finansialnya setelah libur Tahun Baru China," ujar Pengjiang Fu, Direktur Asian Commodities seperti dikutip Bloomberg.
Selain perdagangan relatif sepi akibat Imlek, sentimen negatif juga datang dari kawasan Uni Eropa (UE). Survei Bloomberg menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) negara-negara yang tergabung dalam UE akan menyusut sebesar 0,4% pada kuartal-IV 2012. Ini merupakan penurunan terbesar sejak kuartal-I 2009.
Namun, analis iPasar Fisik Komoditas, Renji Betari, mengatakan, harga tembaga masih bisa membaik. Neraca perdagangan China pada Januari 2013 yang mencatatkan surplus sebesar US$ 29,2 miliar, jauh di atas perkiraan para analis sebesar US$ 22 juta. Ini meningkatkan optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi China.
Penjualan mobil di China juga diperkirakan akan makin meningkat sehingga permintaan tembaga sebagai bahan baku otomotif diprediksi ikut terangkat. “Data ekonomi China yang positif menjadi sinyal bahwa iklim bisnis akan membaik,” ungkap Harry Denny, pialang PVM Futures Inc, kepada Bloomberg.
Proyeksi Renji, harga tembaga, hari ini, di kisaran US$ 8.199,00 hingga US$ 8.444,97 per ton. Sementara, prediksiharga tembaga selama sepekan berada di kisaran US$ 8.199,00 sampai US$ 8.722,93 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News