Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi Covid-19 rupanya masih dirasakan oleh Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX). Sepanjang paruh pertama tahun ini, jumlah transaksi BBJ menyusut.
Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang membeberkan, pihaknya masih bisa mempertahankan realisasi volume transaksi sebanyak lebih dari empat juta lot pada semester I-2021. Adapun, transaksi bilateral menyumbangkan sebanyak 3,2 juta lot, sementara sisanya berasal dari transaksi multilateral.
“Kalau dibandingkan tahun lalu, memang ada penurunan sekitar 14% karena semester I-2020 jumlah transaksinya sebanyak 4,6 juta lot. Penurunan ini tidak terlepas dari masih berlangsungnya pandemi Covid-19 serta adanya substitusi investasi pada instrumen lainnya,” kata Paulus ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (7/7).
Dalam enam bulan pertama di tahun ini, Paulus menyebut, kontrak loco London emas masih mendominasi pencapaian transaksi secara keseluruhan. Namun, tingkat pertumbuhan yang cukup signifikan juga terjadi pada kontrak kopi.
Baca Juga: Kliring Berjangka (KBI) catatkan kenaikan pemanfaatan resi gudang di semester I-2021
Memasuki paruh kedua tahun ini, Paulus memproyeksikan harga-harga komoditas akan mengalami volatilitas terbatas. Ia melihat, harga beberapa komoditas seperti crude palm oil (CPO), minyak, timah, nikel, hingga emas sudah mengalami koreksi lebih awal.
Walaupun dari sisi realisasi kinerja sejauh ini masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan, Paulus optimistis JFX masih bisa mencapai target volume transaksi pada akhir tahun nanti. Ia bilang, saat ini targetnya masih belum berubah, tetap sebesar 11,1 juta lot.
“Di sisa waktu tahun ini, kami masih optimistis akan terjadi peningkatan dalam volume transaksi di JFX, meskipun dalam keadaan masa pandemi yang penuh keterbatasan. Namun dengan sistem online yang kami miliki, serta literasi, edukasi dan sosialisasi secara terus menerus, kami yakin akan turut membantu dalam mencapai target tersebut,” tutup Paulus.
Baca Juga: Perlukah ada bursa khusus aset kripto? Begini tanggapan Aspakrindo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News