kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bursa Asia terimbas konflik AS-Korut


Jumat, 11 Agustus 2017 / 08:43 WIB
Bursa Asia terimbas konflik AS-Korut


Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini

TOKYO. Ketegangan geopolitik Amerika Serikat dan Korea Utara membebani Bursa Asia, Jumat (11/8). Apalagi, bursa Wall Street tumbang pada Kamis, karena terimbas konflik.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,41%, terutama dipicu saham teknologi dan ritel. Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 1,57% dan 2,64%, sedangkan operator department store Shinsegae anjlok 8,20%.

Di Australia, S&P/ASX 200 merosot 1,32%. Penurunan indeks dipicu hampir semua sektor saham, terutama sektor keuangan yang jatuh 1,55%. Sementara, pasar Jepang ditutup karena libur Mountain Day.

Investor menghindari pasar saham, dan lebih memburu aset safe haven, seperti emas, di tengah ketegangan geopolitik. 

Kamis, Presiden Donald Trump kembali memperingatkan Korea Utara untuk tidak menyerang Guam. Ia mengatakan bahwa ancaman yang dilontarkan sebelumnya untuk melepaskan "api dan kemarahan" pada Pyongyang, mungkin tidak cukup bagi Korut.

Sebelumnya, Korut menanggapi ultimatum Trump dengan balas mengancam akan menembakkan rudal ke wilayah Guam, lokasi markas militer AS. Bahkan, Korut menyebut peringatan dari Trump hanya omong kosong.

Menurut Trump, Kim Jong Un telah sangat menghina Amerika. "Dengan saya, dia tidak akan lolos begitu saja," kata Trump kepada wartawan di New Jersey, Kamis.

Sementara, indeks dollar tergelincir setelah harga tingkat produsen AS (PPI) dirilis lebih lemah dari perkiraan. Indeks berada di level 93,38 pada pukul 08.13 waktu Hong Kong, turun dari sesi penutupan Kamis di 93,80. Investor masih menanti rilis data inflasi (CPI) AS bulan Juli pada Jumat ini, untuk mencari sinyal arah kebijakan The Fed selanjutnya. 

"Penurunan PPI mengindikasikan potensi kelemahan CPI, namun meski harga konsumen menguat lebih tinggi seperti perkiraan ekonom, hal itu tidak akan cukup karena The Fed merasa tidak nyaman dengan inflasi," kata Kathy Lien, Managing Director BK Asset Management  dalam sebuah catatan, seperti dilansir CNBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×