Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pasar saham Asia menguat tipis pada hari Senin (9/9), di tengah suasana pasar yang hati-hati karena investor menyematkan harapan pada kemungkinan stimulus untuk mendukung pertumbuhan di ekonomi utama dunia.
Mengutip dari Reuters, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1%.
Saham Australia naik tipis 0,1%, KOSPI Korea Selatan naik 0,8% dan Nikkei Jepang naik 0,5%.
Sebelumnya, Dow naik 0,25% dan S&P 500 naik tipis 0,1% pada akhir pekan lalu.
Asal tahu, pasar saham global menerima tumpangan setelah bank sentral China mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, melepaskan likuiditas untuk menopang perlambatan ekonomi yang dipengaruhi oleh konflik perdagangan China-AS.
Baca Juga: Ini 10 saham pencetak untung terbesar di pekan lalu (2-6 September 2019)
Sentimen risiko juga diperkuat karena Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral akan terus bertindak "sesuai" untuk mempertahankan ekspansi ekonomi AS.
Keuntungan pasar saham yang lebih luas dipengaruhi oleh data ekonomi yang lemah - pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Agustus - meskipun bahkan ini dipandang sebagai faktor positif untuk pasar saham.
"Ekuitas biasanya merespon negatif terhadap data lunak. Tetapi fakta laporan pekerjaan AS menunjukkan pasar adalah perbankan dengan stimulus, mengharapkan The Fed untuk merespons kelemahan ekonomi dengan penurunan suku bunga," kata Masahiro Ichikawa, analis Sumitomo Mitsui DS Asset Managemen.
Baca Juga: Goldman Sachs kerek prediksi nikel karena tiga alasan ini, salah satunya Indonesia
Menguatnya kepercayaan pasar pada hari Senin adalah harapan Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga pada hari Kamis.
"Pasar ekuitas akan menerima kenaikan lebih lanjut dan mengonsolidasikan kenaikan baru-baru ini jika mereka dapat mengkonfirmasi sikap dovish ECB," Ichikawa di Sumitomo Mitsui DS Asset Management mengatakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News