kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia mulai menanjak setelah rilis PMI China yang merosot tajam


Senin, 02 Maret 2020 / 08:52 WIB
Bursa Asia mulai menanjak setelah rilis PMI China yang merosot tajam
ILUSTRASI. Bursa Asia mixed, indeks Hang Seng dan bursa China menghijau.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak mixed dengan sejumlah indeks utama menguat. Bahkan, indeks Hang Seng dan bursa China menghijau.

Senin (2/3) pukul 8.47 WIB, indeks Nikkei 225 naik 0,25% ke 21.195. Hang Seng justru naik 0,82% ke 26.352. Indeks Shanghai naik 1,15% ke 2.912. Indeks Kospi pun naik 0,76% ke 2.002.

Indeks Straits Times turun 0,60% ke 2.993. Taiex melemah 1,55% ke 11.111. FTSE Bursa Malaysia turun 1,67% ke 1.457. Indeks ASX 200 di Australia turun 1,73%.

Penurunan ASX 200 mengecil jika dibandingkan dengan pembukaan perdagangan yang merosot 3%. Sementara indeks Nikkei berbalik dari posisi turun 1,3% di awal perdagangan.

Baca Juga: Harga emas mulai menanjak setelah anjlok 3,61% di akhir pekan

"Ada harapan bahwa pasar dibuka positif. Tapi, PMI China jauh lebih lemah daripada prediksi sehingga aksi jual berlanjut," kata Jun Bei Liu, portfolio manager Tribeca Investment Partners kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa masalah virus corona meluas jauh lebih cepat di luar China. "Investor saham tidak yakin dampak permintaan total akan seperti apa," imbuh Jun.

Analis Citigroup mengatakan bahwa ada kemungkinan saat ini dampak virus corona menyebar secara global. "Pasar finansial akan bereaksi berlebihan hingga melihat dampak nyata," ungkap analis Citi dalam catatan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Aktivitas pabrik di China merosot ke rekor terendah akibat virus corona

Dampak nyata virus corona mulai tampak. Sabtu lalu, China melaporkan purchasing managers' index (PMI) di rekor terendah pada 35,6 di bulan Februari dari posisi 50,0 pada Januari lalu. Data Biro Statistik Nasional yang dirilis Sabtu (29/2) ini menunjukkan kontraksi paling dalam akibat virus corona.

Angka tersebut bahkan jauh lebih rendah ketimbang ekspektasi analis pada polling Reuters yang meramalkan kontraksi pada 46,0. Sub-indeks produksi manufaktur merosot ke 27,8 pada bulan Februari dari posisi Januari yang masih ada di 51,3. Sedangkan pesanan baru merosot ke 29,3 dari sebelumnya 51,4.

Aktivitas sektor jasa pun merosot ke 29,6 dari sebelumnya 54,1. Sektor jasa mengontribusi sekitar 60% produk domestik bruto China. Bisnis transportasi, wisata, katering berkontraksi tajam dengan angka di bawah 20. Sementara sub-indeks aktivitas konstruksi merosot ke 26,6 dari sebelumnya 59,7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×