kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Mixed, Mayoritas Indeks Menguat Pada Perdagangan Selasa (7/3) Pagi


Selasa, 07 Maret 2023 / 08:32 WIB
Bursa Asia Mixed, Mayoritas Indeks Menguat Pada Perdagangan Selasa (7/3) Pagi
ILUSTRASI. Bursa Asia bergerak variasi, dengan mayoritas indeks menguat pada perdagangan Selasa (7/3) pagi. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak variasi, dengan mayoritas indeks menguat pada perdagangan Selasa (7/3) pagi. Pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 naik 97,30 poin atau 0,34% ke 28.333,54, Hang Seng naik 3,64 poin atau 0,02% ke 20.606,83, Taiex naik 8,56 poin atau 0,06% ke 15.772,03, Kospi naik 2,20 poin atau 0,10% ke 2.464,98, ASX 200 trun 9,30 poin atau 0,13% ke 7.319,30, Straits Times turun 1,43 poin atau 0,04% ke 3.238,19 dan FTSE Malaysia naik 0,70 poin atau 0,05% ke 1.453,54.

Bursa Asia bergerak mixed setelah saham AS memangkas sebagian besar keuntungan di tengah kekhawatiran reli saham yang berlebihan baru-baru ini.

Mengutip Bloomberg, investor terus mempertimbangkan dampak dari target pertumbuhan ekonomi China yang moderat, dan bersamaan dengan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut di AS.

Baca Juga: Bursa Asia Mixed, Investor Pertimbangkan Prospek Kenaikan Suku Bunga AS

bank sentral Australia diperkirakan akan menaikkan suku bunga, sebelum perhatian bergeser ke pidato kesaksian Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di Kongres AS.

Powell dijadwalkan akan memulai pidato kesaksiannya di depan Senat AS pada Selasa (7/3) malam waktu setempat. 

Powell memiliki kesempatan untuk mengirim sinyal seberapa banyak pengetatan kebijakan yang menurutnya diperlukan, menjelang laporan pekerjaan yang akan dirilis Jumat pekan ini.

Kurangnya daya tarik pasar saham saat ini menunjukkan banyaknya investor yang menyimpulkan bahwa reli baru-baru ini kemungkinan berlebihan. Dimana risiko resesi ekonomi masih membayangi, karena bank sentral di seluruh dunia mengindikasikan bahwa mereka tidak mungkin segera melonggarkan pengetatan moneter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×