kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Menguat, Spekulasi Berakhirnya Pengetatan Moneter Mencuat


Selasa, 04 Oktober 2022 / 17:16 WIB
Bursa Asia Menguat, Spekulasi Berakhirnya Pengetatan Moneter Mencuat
ILUSTRASI. Indeks saham di Asia pada Selasa (4/10) ditutup naik.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia pada Selasa (4/10) ditutup naik. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, kenaikan bursa saham di Asia seiring dengan semakin kuatnya spekulasi bahwa gelombang pengetatan kebijakan moneter global akan segera berakhir.

Spekulasi muncul setelah bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan suku bunga dengan laju yang lebih kecil daripada ekspektasi pasar. RBA menaikkan suku bunga acuan cash rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 2,6%, lebih rendah dari estimasi kenaikan suku bunga 50 bps.

Ini adalah kenaikan suku bunga keenam kali secara beruntun oleh RBA dalam usahanya mengendalikan inflasi. Sebelumnya, RBA sudah empat kali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps dan satu kenaikan suku bunga sebesar 25 bps di bulan Mei.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,89% ke 7.072, Sektor Energi Melesat 3,18% Pada Selasa (4/10)

RBA memutuskan memperlambat laju pengetatan kebijakan moneter karena suku bunga cash rate dinilai sudah naik terlalu tinggi dalam waktu yang singkat. RBA juga sadar bahwa beban utang rumah tangga di Australia adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Ditambah lagi dengan popularitas suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang mengambang di Australia. Akibatnya, setiap kenaikan suku bunga acuan yang drastis akan memberi pukulan berat bagi ekonomi Australia.

RBA meramalkan tingkat inflasi akan mencapai puncaknya di 8% sebelum bergerak turun menjadi 4% di tahun depan dan sekitar 3% di tahun 2024.

Data ISM Manufacturing Index Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam juga memberi harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan memperlambat pengetatan kebijakan moneter. Ini karena kenaikan suku bunga yang secara kumulatif mencapai 3%  sudah mulai berdampak pada ekonomi AS.

Baca Juga: Jeff Bezos Kembali Rebut Gelar Orang Terkaya Kedua di Dunia

Di Jepang, inflasi inti di Tokyo, indikator bagi inflasi nasional, naik 2,8% year-on-year (YoY) di bulan September, melampaui target 2% Bank Of Japan (BOJ) selama 4 bulan beruntun dan menandakan tingkat tertinggi sejak 2014.

Data ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa inflasi inti Jepang akan mendekati 3% di bulan-bulan mendatang. Hal ini sekaligus memicu keraguan atas pandangan BOJ bahwa kenaikan harga-harga saat ini yang diakibatkan oleh lonjakan biaya (cost-push inflation) bersifat sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×