CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.926   -32,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Bursa Asia memerah di Jumat (24/4) pagi, terpukul laporan pengobatan virus corona


Jumat, 24 April 2020 / 08:01 WIB
Bursa Asia memerah di Jumat (24/4) pagi, terpukul laporan pengobatan virus corona
ILUSTRASI. A currency dealer, wearing a mask to prevent contracting the coronavirus, sits at a dealing room of a bank, with electronic boards showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) and the exchange rate between the U.S. dollar and South Korean won, in


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia memerah pada perdagangan Jumat (24/4) pagi. Terseret laporan yang menimbulkan keraguan atas kemungkinan pengobatan virus corona (covid-19).

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,71% dan indeks Topix turun 0,79%. Di Korea Selatan, Kospi turun 0,6%.

Saham di Australia juga diperdagangkan lebih rendah, dengan S & P / ASX 200 turun 0,11%. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan turun 0,17%.

Baca Juga: Wall Street flat setelah ada laporan tentang uji coba vaksin virus corona

Laporan semalam oleh Financial Times - mengutip dokumen yang secara tidak sengaja diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - mengatakan bahwa remdesivir obat Gilead Sciences tidak memperbaiki kondisi pasien coronavirus. Dokumen-dokumen yang dikutip oleh FT mengacu pada uji klinis di China.

Gilead mencatat bahwa penelitian “dihentikan lebih awal karena rendahnya pendaftaran,”. Selain itu “kurang kuat untuk mengambil kesimpulan yang bermakna secara statistik. Dengan demikian, hasil penelitian tidak dapat disimpulkan. ”

Perkembangan itu muncul ketika virus corona terus menyebar secara global, dengan lebih dari 2,7 juta orang terinfeksi di seluruh dunia dan setidaknya 190.303 orang meninggal, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×