kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Bursa Asia Melemah Pada Perdagangan Jumat (11/3), Terseret Pelemahan Wall Street


Jumat, 11 Maret 2022 / 08:33 WIB
Bursa Asia Melemah Pada Perdagangan Jumat (11/3), Terseret Pelemahan Wall Street
ILUSTRASI. Bursa Asia. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia melemah pada perdagangan Jumat (11/3) pagi. Pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 turun 470,87 poin atau 1,83% ke 25.219,53, Hang Seng turun 430,23 poin atau 2,06% ke 20.460,03, Taiex turun 92,37 poin atau 0,53% ke 17.340,83, Kospi turun 25,36 poin atau 0,95% ke 2.654,96, ASX 200 turun 44,94 poin atau 0,63% ke 7.085,90, Straits Times turun 18,44 poin atau 0,57% ke 3.222,55 dan FTSE Malaysia turun 7,24 poin atau 0,46% ke 1.573,29.

Bursa Asia melemah menyusul penurunan Wall Street karena kenaikan angka inflasi AS ke level tertinggi dalam 40 tahun mendorong imbal hasil obligasi AS lebih tinggi dan meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih curam.

Mengutip Bloomberg, saham di Jepang dan Australia turun, dan bursa Hong Kong juga dibuka lebih lemah.

Baca Juga: Bursa Asia Menguat pada Kamis (10/3) Pagi, Mengikuti Kenaikan Wall Street

Perdagangan saham di China dan AS terpukul, dengan Nasdaq Golden Dragon China Index jatuh 10% pada Kamis, penurunan terbesar sejak Oktober 2008.

Bukti terbaru dari tekanan inflasi ini menghentyikan reli saham yang masih baru di pasar global karena harapan kemajuan dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina memudar.

Data tersebut menambah kekhawatiran investor tentang ekonomi global dari lonjakan yang didorong konflik di pasar komoditas.

"Risiko terbesar adalah inflasi," kata Fiona Cincotta, analis senior City Index seperti dikutip Bloomberg.

"Meskipun bank sentral akan mencoba dan terburu-buru untuk melewati pengetatan sebanyak mungkin di paruh pertama tahun ini, saya pikir melihat lebih jauh, mereka akan berjuang jika pertumbuhan benar-benar mulai terpukul."  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×