kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Kompak Menghijau pada Perdagangan Rabu (20/7), Cek Pemicunya


Rabu, 20 Juli 2022 / 19:17 WIB
Bursa Asia Kompak Menghijau pada Perdagangan Rabu (20/7), Cek Pemicunya
ILUSTRASI. Stock falls around the world are shown on a financial data screen in Tokyo on June 14, 2022. (Kyodo). Bursa Asia Kompak Menghijau pada Perdagangan Rabu (20/7), Cek Pemicunya.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini Rabu (20/7) mayoritas ditutup naik. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Sentimen investor membaik dipicu oleh rilis laporan keuangan korporasi di AS dan ekspektasi kembali dibukanya pasokan gas alam ke Eropa yang meredakan ketakutan akan segera terjadinya resesi ekonomi.

Gazprom, perusahaan BUMN Migas Rusia, sedang bersiap memulai kembali ekspor gas alam ke Eropa  dengan jumlah yang lebih kecil pada hari Kamis (21/7),  setelah menyelesaikan perawatan rutin jaringan pipa Nord Stream 1. Hal ini mengikis kekhawatiran mengenai krisis energi di  benua biru tersebut.

Komisi Eropa, lembaga eksekutif dari Uni Eropa (UE) hari ini dijadwalkan memaparkan sebuah rencana mengenai bagaimana negara-negara anggota UE dapat mempersiapkan diri menghadapi musim dingin tahun ini, ketika kebutuhan energi mencapai puncaknya.

Baca Juga: IHSG Menguat, Cek Saham-saham yang Banyak Dilepas Asing Kemarin

Rencana ini adalah respons dari klaim atau pengakuan Gazprom bahwa perusahaan itu tidak bisa memenuhi kontraknya dengan Uni Eropa, sehingga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Uni Eropa mengingat ketergantungannya atas pasokan bahan energi dari Rusia.

Perhatian investor juga tertuju pada aksi bank sentral dengan bank sentral China (PBOC) hari ini mempertahankan suku bunga referensi untuk pinjaman korporasi dan rumah tangga dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dalam negeri.

Suku bunga pinjaman untuk nasabah besar atau Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 tahun dipertahankan di level 3,7%. Sementara suku bunga LPR bertenor 5 tahun, digunakan sebagai dasar perhitungan suku bunga KPR dipertahankan di level 4,45%.

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Saat IHSG Ditutup di Zona Hijau

Investor masih menantikan pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB), bank sentral Jepang (BOJ) dan Bank Indonesia (BI) besok.

Dari dalam negeri, Investasi Langsung Asing atau Foreign Direct Investment (FDI), tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan migas, melompat 39,7% YoY di kuartal kedua 2022, lebih cepat dari pertumbuhan FDI sebesar 31,8% YoY di kuartal pertama 2022.

Kenaikan ini terjadi di tengah upaya pemerintah memperbaiki iklim usaha dan kemudahan berusaha di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×