kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Jatuh di Tengah Kerusuhan di China Terkait Pembatasan Covid-19


Senin, 28 November 2022 / 07:45 WIB
Bursa Asia Jatuh di Tengah Kerusuhan di China Terkait Pembatasan Covid-19
ILUSTRASI. Bursa asia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan lebih rendah di tengah kerusuhan di China terkait kebijakan nol-Covid yang berkelanjutan, Senin (28/11). Yuan offshore melemah tajam terhadap dolar setelah berakhir pekan lalu di sekitar 7,20 per dolar.

Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,48% jelang rilis penjualan ritel dijadwalkan di kemudian hari.

Nikkei 225 Jepang turun 0,49% pada awal perdagangan dan Topix kehilangan 0,34%. Kospi di Korea Selatan turun 1,07% dan Kosdaq tergelincir 1,02%.

Baca Juga: Unjuk Rasa Anti-Lockdown COVID berkobar di Seluruh China, Xi Jinping Diminta Mundur

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,55%.

Selama akhir pekan, People's Bank of China mengumumkan akan memotong rasio persyaratan cadangan untuk bank sebesar 25 basis poin menjadi 7,8% dan menyuntikkan sekitar 500 miliar yuan dalam likuiditas jangka panjang.

Biro Statistik Nasional mengatakan laba industri untuk 10 bulan pertama tahun ini turun 3% dari periode yang sama pada 2021.

Sebagai informasi, ratusan pengunjuk rasa dan polisi mengalami bentrokan hebat di Shanghai pada Minggu (27/11/2022) malam. Hal ini terjadi ketika aksi unjuk rasa atas anti-lockdown atau pembatasan COVID-19 yang ketat di China semakin meluas untuk hari ketiga.   

Melansir Reuters, gelombang unjuk rasa penduduk sipil belum pernah terjadi sebelumnya di China daratan sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu.

Namun, akhirnya, rasa frustasi masyarakat meningkat atas kebijakan nol-COVID China yang hampir tiga tahun diberlakukan sejak pandemi.  

Langkah-langkah kebijakan COVID juga menimbulkan kerugian besar pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Baca Juga: Anthony Fauci Sebut Kebijakan Nol-Covid China Kejam dan Tak Ada Tujuan Jelas

"Saya di sini karena saya mencintai negara saya, tetapi saya tidak mencintai pemerintah saya... Saya ingin dapat keluar dengan bebas, tetapi saya tidak bisa. Kebijakan COVID-19 kami adalah permainan dan tidak berdasarkan pada sains atau kenyataan," kata seorang pengunjuk rasa di pusat keuangan bernama Shaun Xiao.

Para pengunjuk rasa juga turun ke jalan-jalan di kota Wuhan dan Chengdu pada hari Minggu. Sementara mahasiswa di berbagai kampus universitas di seluruh China berkumpul untuk berdemonstrasi selama akhir pekan.

Pada Senin dini hari di Beijing, dua kelompok pengunjuk rasa yang berjumlah setidaknya 1.000 orang berkumpul di sepanjang Jalan Lingkar ke-3 ibu kota China dekat Sungai Liangma, dan menolak untuk bubar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×