Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks saham di Asia ditutup melemah pada Senin (27/2). Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, penurunan bursa saham Asia terjadi setelah data inflasi Amerika Serikat (AS), yakni Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan untuk beberapa waktu ke depan.
Data-data mengenai inflasi AS seperti PCE, consumer price index (CPI), producer price index (PPI), pasar tenaga kerja AS (Non-Farm Payrolls), dan belanja konsumen (Retail Sales, Personal Spending) yang dirilis bulan ini semua keluar lebih baik dari ekspektasi.
Hal ini menghapus optimisme The Fed akan dapat segera menghentikan pengetatan kebijakan moneter dan kemungkinan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun ini.
Investor berspekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) hingga paling tidak 5,25% dan mempertahankan FFR di tingkat ini hingga akhir tahun 2023. Saat ini, FFR berada dalam kisaran 4,50% sampai 4,75% dan 0,25% setahun yang lalu.
Baca Juga: IHSG Ditutup Koreksi 0,03% ke 6.854 Pada Senin (27/2), Sektor Infrastruktur Melorot
Investor akan memantau komentar dari pejabat tinggi The Fed di mana enam orang anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang memiliki hak suara dijadwalkan akan berbicara dalam acara publik pekan ini.
Para pejabat ini diyakini akan menyuarakan pandangan mereka atas rilis data ekonomi terkini dan, yang paling penting, implikasinya terhadap kebijakan moneter. Melihat kondisi ekonomi AS yang masih cukup sehat, para pejabat The Fed akan memperlihatkan sikap tegas (hawkish).
Bahkan, sebagian dari pejabat The Fed sudah secara terbuka mendukung kenaikan suku bunga sebesar 50 basis points (bps) pada pertemuan kebijakan mendatang dan sebagian lagi melihat adanya ruang untuk pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News