kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Bursa Asia Ditutup Bervariasi Terseret Sentimen Penurunan Suku Bunga China


Senin, 21 Agustus 2023 / 19:57 WIB
Bursa Asia Ditutup Bervariasi Terseret Sentimen Penurunan Suku Bunga China
ILUSTRASI. Indeks saham di Asia ditutup beragam (mixed) sore ini, Senin (21/8).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia ditutup beragam (mixed) sore ini, Senin (21/8), setelah keputusan bank sentral China alias Peoples’ Bank of China (PBOC) untuk kembali menurunkan suku bunga gagal meyakinkan investor yang semakin khawatir mengenai prospek ekonomi China.

Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, sentimen pasar bulan ini terpukul oleh serangkaian rilis data ekonomi China yang keluar lebih buruk dari ekspektasi. Hal ini memberikan indikasi pemulihan ekonomi pasca Covid-19 telah kehabisan tenaga.

Pada saat bank-bank sentral di negara maju mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, PBOC justru mengumumkan satu lagi pemangkasan suku bunga sebagai usaha untuk membangkitkan ekonomi China pada hari ini (21/8).

PBOC menurunkan suku bunga Loan Prime Rate (LPR) bertenor satu tahun yang merupakan suku bunga rujukan untuk menentukan suku bunga atas pinjaman korporasi, dari semula 3,55% menjadi 3,45%. Namun suku bunga LPR bertenor 5 tahun yang merupakan suku bunga rujukan bagi suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dipertahankan di level 4,2%.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.866, BRMS, BUMI, BMRI Paling Banyak Net Buy Asing Hari Ini

Keputusan ini dimaksudkan untuk mendorong bank komersial menyalurkan pinjaman dalam jumlah yang lebih banyak lagi dengan suku bunga yang lebih rendah. Pada hari Selasa pekan lalu, PBOC menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) untuk institusi keuangan.

Spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve mungkin akan memperketat kebijakan moneter lebih lanjut dan mempertahankan suku bunga di tingkat yang tinggi untuk waktu yang lebih lama juga menambah suram sentimen pasar.

Investor akan memantau acara pertemuan tahunan pejabat bank sentral dari berbagai penjuru dunia di Jackson Hole, Wyoming, pekan ini. Sebab,  pejabat Federal Reserve sering menggunakan acara ini untuk memberi indikasi adanya perubahan arah kebijakan.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Konsolidasi Pada Selasa (22/8), Simak Saham Rekomendasi Analis

Sejumlah investor sudah mulai memindahkan dananya ke pasar obligasi karena suku bunga yang tinggi memberi imbal hasil investasi yang lebih atraktif. Ditambah lagi obligasi menawarkan tingkat risiko yang jauh lebih rendah dari saham.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak naik seiring dengan semakin ketatnya pasokan global akibat penurunan ekspor dari Arab Saudi dan Rusia sehingga berhasil mengimbangi kekhawatiran mengenai pertumbuhan permintaan global di tengah tingginya suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×