kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa Asia bergerak bervariasi, vaksin corona masih menjadi penopang


Rabu, 11 November 2020 / 09:02 WIB
Bursa Asia bergerak bervariasi, vaksin corona masih menjadi penopang
ILUSTRASI. Optimisme yang makin mencuat akan peluncuran vaksin corona masih menjadi penopang bursa saham.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak bervariasi pada pertengahan pekan ini. Optimisme yang makin mencuat akan peluncuran vaksin corona masih menjadi penopang bursa saham.

Rabu (11/11) pukul 8.55 WIB, Nikkei 225 menguat 1,10% ke 25.178. Indeks Shanghai naik tipis 0,09% ke 3.363. Taiex menguat 0,30% ke 13.120 dan Kospi menguat 0,88% ke 2.474.

Hang Seng justru turun tipis 0,02% ke 26.295. Straits Times turun 0,88% ke 2.680. Sedangkan FTSE Bursa Malaysia melemah 1,10% ke 1.557.

"Investor mengantisipasi peningkatan aktivitas ekonomi dan pergerakan kembali ke bisnis fisik, dilihat dari dukungan mereka untuk saham-saham perjalanan, konsumen, keuangan, material dan energi," tulis Michael McCarthy, kepala strategi pasar untuk CMC Markets di Sydney kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat, ini rekomendasi saham WEGE, MNCN, dan PTPP

Kenaikan di Asia terjadi meskipun indeks S&P 500 tergelincir sedikit dan Nasdaq ditutup melemah tajam pada hari Selasa (10/11) karena optimisme vaksin membawa investor menjauh dari saham-saham teknologi menuju saham-saham siklikal yang terkait dengan pemulihan ekonomi.

Pada saat yang sama, terdapat sinyal beragam dari para pemimpin pemerintah Amerika Serikat (AS) tentang kebijakan jangka pendek. Presiden Donald Trump dan anggota parlemen Republik lainnya melanjutkan penolakan mereka untuk mengakui hasil pemilihan yang memenangkan Presiden terpilih Joe Biden. Hal ini akan menunda transisi kekuasaan dan perubahan kebijakan terkait.

Federal Reserve AS kemarin mengungkapkan bahwa lonjakan kasus virus corona mengancam untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi sekali lagi dan bantuan pemerintah yang lebih bertarget diperlukan. Ahli strategi Riset ANZ Liz Kendall dan David Croy mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa upaya stimulus pemerintah bisa berlanjut. "Pembuat kebijakan tetap waspada dan kebijakan moneter akan sangat akomodatif sampai vaksin dapat diluncurkan secara komprehensif," ungkap Kendall dan Croy dalam riset.

Baca Juga: IHSG menuju 5.500, simak rekomendasi Samuel Sekuritas untuk trading buy Rabu (11/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×