kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bursa AS tersungkur data konsumen yang kurang baik


Jumat, 13 Maret 2015 / 21:57 WIB
Bursa AS tersungkur data konsumen yang kurang baik
ILUSTRASI. A man walks past Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, September 2, 2020. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

NEW YORK. Bursa Amerika Serikat tersungkur. Standard & Poor’s 500 Index turun 0,5% menjadi 2.054,93 pada 10:09 a.m. di New York. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 126,19 poin atau 0,7% menjadi 17.762,05 dan Nasdaq Composite Index melemah 0,3%.

Sejumlah saham perusahaan energi memimpin penurunan bursa AS. Saham Halliburton Co dan Chevron Corp turun lebih dari 1,5% sebagai akibat tergelincirnya harga minyak dunia sebesar 2,8%. Sedangkan saham Herbalife Ltd naik 7,2%.

Pelemahan indeks bursa AS terjadi seiring dengan adanya sentimen negatif akibat prediksi kurang bagusnya data konsumen di AS. Indeks kepercayaan konsumen turun paling rendah dalam empat bulan terakhir.

Penurunan indeks kepercayaan konsumen disebabkan adanya pesimisme rakyat AS akan adanya kenaikan pendapatan di masa datang. Selain itu, mereka juga khawatir daya beli akan menurun dengan kenaikan kembali harga minyak dunia.

University of Michigan memprediksi, indeks kepercayaan konsumen akan menurun menjadi 91,2 pada bulan ini. Indeks tersebut lebih rendah dibandingkan angka pada Februari lalu yang sebesar 95,4. Sedangkan survei Bloomberg menyebut, indeks kepercayaan konsumen pada Maret ini akan ada di level 95,5.

Walau diperkirakan indeks kepercayaan konsumen akan turun, bukan berarti spekulasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat menghilang. "Walau ada volatilitas, namun dari sejumlah data mengindikasikan The Fed akan menaikkan suku bunga pada Juni mendatang," kata Randy Frederick, Managing Director of trading and derivatives Charles Schwab Corp, Jumat (13/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×