Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Bursa Amerika Serikat (AS) merosot di hari perdagangan hari terakhir pekan ini, Jumat (6/2) setelah menguat empat hari berturut-turut. Padahal, pemerintah merilis data kenaikan jumlah tenaga kerja yang melampaui perkiraan pasar.
Salah satu indeks AS Standard & Poor's 500 merosot 0,3% menjadi 2.055,49 pada pukul 4 sore waktu New York. Dow Jones Industrial Average juga turun 62,04 poin atau 0,4% menjadi 17.822,84.
Padahal, dalam perdagangan intrahari, S&P 500 melejit sempat 3,9% atau 1% di atas rekor, setelah pemerintah merilis angka ketenagakerjaan.
"Pasar masih di seputar all-time highs dan kekhawatiran di sekitar kondisi Yunani, Ukraina, harga minyak, dan bunga acuan. Mungkin ini alasan orang-orang tidak antusias menimbun saham," kata Mall Maley, Equity Strategist di Miller Tabak & Co LLC, dikutip Bloomberg.
Pemerintah merilis, jumlah tenaga kerja AS bertambah 257.000 pada Januari, mengekor kenaikan 329.000 pada Desember. Tingkat pengangguran tertekan ke level 5,7% ditopang penambahan lapangan pekerjaan.
Namun, data ekonomi positif mendorong potensi kenaikan bunga yang dilakukan bank sentral Federal Reserve. Charles Plosser, Presiden The Fed dari Philadelphia mengatakan, ekonomi AS berada di titik puncak. "Kita semakin cepat mendekati titik di mana sulit bagi bunga untuk tidak melakukan penyesuaian," kata dia dikutip CNBC, kemarin.
Dalam sepekan indeks S&P 500 masih menguat 3,03% berbanding pekan lalu yang merosot 2,77%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News