kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bursa AS lagi-lagi cetak rekor baru


Rabu, 26 Juli 2017 / 21:00 WIB
Bursa AS lagi-lagi cetak rekor baru


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Tak seperti pasar saham Indonesia yang cenderung datar, bursa saham Amerika Serikat (AS) terus mencetak rekor baru dalam beberapa hari terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 108,36 poin atau 0,50% ke rekor baru 21.721,79 pada pukul 20.41 WIB.

Dua indeks utama lain pun menanjak dan mencetak rekor baru. S&O 500 naik 0,09% atau 2,33 poin ke 2.479,46. Sedangkan indeks Nasdaq naik 14,41 poin atau 0,23% ke level 6.426,98.

Rekor indeks Dow Jones salah satunya dipicu oleh kenaikan harga saham Boeing. Emiten pesawat ini merupakan salah satu penopang indeks. Boeing, mencatatkan laba per saham US$ 2,55, lebih tinggi ketimbang estimasi analis.

Penjualan Boeing sebenarnya lebih rendah ketimbang estimasi. Tapi, perusahaan pesawat berbasis Chicago, Illinois, AS ini menaikkan target laba akhir tahun menjadi US$ 9,80-US$ 10. "Satu-satunya hal negatif Boeing adalah pendapatan yang lebih rendah 1,3% ketimbang prediksi kami, selain itu, margin jauh melampaui prediksi, baik untuk komersial maupun produk militer," kata Pete Skibitski, analis Drexel Hamilton kepada CNBC.

Selain Boeing, Coca-Cola dan Ford juga mencatatkan kinerja kuartalan yang lebih tinggi ketimbang prediksi.

Hingga Rabu (26/7) pagi waktu New York, sekitar 34% penghuni indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja hingga Juni. Dari total itu, sebesar 78% di antaranya mencatat laba bersih yang lebih tinggi ketimbang prediksi. Lalu 73% mencatat pendapatan yang lebih tinggi ketimbang prediksi.

Katie Stockton, chief technical strategist BTIG mencatat, masih ada peluang tipis kenaikan bursa naik sebelum koreksi karena jenuh beli. "Masih ada sekitar 1% potensi naik S&P 500 ke level 2.507, setelah itu, kami melihat potensi turun," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×