Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana akan kembali mengeluarkan US$ 50 juta untuk membayar utang di Juli 2019. Ini merupakan pembayaran lanjutan setelah April 2019 BUMI membayar US$ 19,85 juta.
"Kami mulai membayar (utang) di Januari, setelah itu di setiap kuartal kami terus rutin membayar baik terhadap bunga (interest) dan prinsipal," kata Direktur BUMI Andrew C. Beckham usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa (18/6).
BUMI menargetkan bisa membayar utang sekitar US$ 50 juta pada pembayaran ketiga ini. "Di Juli mungkin kami akan bayar sekitar US$ 40 juta-US$ 42 juta, tapi kami berharap bisa bayar sampai US$ 50 juta tapi tergantung dari penjualan," tambah Andrew.
Andrew menyatakan, dana untuk pembayaran utang ini juga berasal dari PT Kalimantan Prima Coal (KPC). Di pertengahan tahun ini, BUMI juga akan akan mendapat tambahan dana dari anak usaha lainnya, PT Arutmin Indonesia. "Pokoknya pedoman kami hingga 2020 kami bisa membayar utang dengan total US$ 200 juta-US$ 250 juta," tutur Andrew.
Sementara dari penjualan, BUMI memiliki pedoman harga batubara stabil di level US$ 80 per ton. Di semester pertama 2019, emiten tambang ini menjual 42 juta ton batubara. Tapi, BUMI mengaku tidak bermasalah jika harga batubara turun.
"Yang kami bayar ini sebetulnya hanya untuk bunga saja, sementara untuk prinsipal kami tidak punya keharusan (membayar). Sebab, kepada prinsipal kami membayar dengan skema cash sweep, ketika kami punya cash langsung bayar," jelas Andrew.
Andrew menambahkan bahwa kebijakan pembatasan impor batubara China pun tidak jadi masalah. "Kalau perang dagang berakhir, semuanya akan kembali normal dan harga batubara juga akan pulih lagi," ucap Andrew.
Sekadar tahu saja, BUMI membidik penjualan sekitar US$ 5 miliar tahun ini. BUMI menargetkan penjualan batubara hingga 94 juta ton yang berasal dari KPC sebanyak 62 juta ton dan Arutmin 32 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News