kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bumi Resources (BUMI) Mengincar Target Produksi Batubara 89 Juta Ton Tahun Ini


Senin, 09 Mei 2022 / 07:50 WIB
Bumi Resources (BUMI) Mengincar Target Produksi Batubara 89 Juta Ton Tahun Ini


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana memacu produksi batubara di kuartal kedua tahun ini. Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan, BUMI berharap bisa memproduksi batubara lebih banyak dibanding kuartal I 2022 pada kuartal II 2022 ini.

“Produksi kuartal II 2022 diharapkan lebih tinggi dibanding kuartal I 2022 dengan harga yang lebih tinggi pula,” kata Dileep kepada Kontan.co.id (8/5)

Dileep mengaku belum bisa mengungkapkan berapa realisasi produksi batubara BUMI di kuartal pertama tahun ini. Namun ia mengakui, produksi batubara BUMI di kuartal pertama 2022 masih terpengaruh oleh curah hujan yang tinggi karena efek La Nina, meski memang BUMI masih mengharapkan bisa mengantongi kenaikan pendapatan di kuartal I 2022 dengan kenaikan harga batubara yang ada.

Sampai tutup tahun nanti, BUMI mengincar target produksi batubara 83 juta ton - 89 juta ton untuk tahun buku 2022. Angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan realisasi produksi batubara BUMI yang berjumlah 78,8 juta ton di tahun 2021 lalu.

Baca Juga: Setelah Rugi, Bumi Resources (BUMI) Bukukan Laba US$ 168,01 Juta pada 2021

Sementara itu, volume penjualan batubara BUMI mencapai 79 juta ton di tahun 2021, sedang pendapatan konsolidasi BUMI mencapai US$ 5,4 miliar dengan laba neto US$ 489 juta.

Dengan target produksi yang lebih tinggi di tahun 2022, BUMI berharap bisa mengantongi pendapatan lebih tinggi pada tahun ini dibandingkan tahun 2021 lalu.

Dileep optimistis, harga batubara akan berada pada tingkat yang tinggi di tahun 2022 ini  maupun tahun-tahun berikutnya.

Katalis pendorongnya, menurut Dileep, antara lain ialah melebarnya kesenjangan (gap) antara pasokan batubara dan permintaan yang meningkat akibat sejumlah faktor mulai dari krisis energi global, harga gas yang tidak terjangkau, ketidakmampuan energi terbarukan memenuhi kebutuhan energi yang melonjak pasca pandemi Covid-19, untuk menggantikan bahan bakar fosil seperti batubara, dan masih banyak lagi.

“Terlebih lagi, keengganan instutusi dan perbankan untuk mendanai ekspansi peningkatan kapasitas produksi batubara seiring semangat energi hijau dan energi terbarukan juga semakin mendorong melebarnya kesenjangan antara pasokan dan permintaan batubara. Kemungkinan sanksi terhadap batubara Rusia juga semakin mengurangi pasokan batubara,” imbuh Dileep.

Baca Juga: Emiten Batubara Genjot Produksi Selagi Harga Masih Tinggi

Dileep memastikan, BUMI akan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan batubara PLN dalam penjualan batubaranya. Setelah kewajiban pasokan kepada PLN terpenuhi, BUMI akan berfokus memenuhi pesanan ekspor dari pelanggan eksisting.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×