kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,99   -12,74   -1.37%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bumi Resources bidik kenaikan pendapatan dan laba


Selasa, 23 Januari 2018 / 07:45 WIB
Bumi Resources bidik kenaikan pendapatan dan laba


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selepas menuntaskan restrukturisasi utang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bertekad memacu pendapatan dan laba bersih. Sejumlah sentimen positif di industri batubara diklaim bisa menopang target tersebut.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI menyatakan, harga batubara minimal bisa menguat 5% dibanding tahun lalu. BUMI juga bakal mendongkrak volume produksi sebesar 10% menjadi 90 juta ton, terutama dari KPC dan Arutmin.

Target penjualan dari tambang KPC bisa mencapai 63 juta ton. Dengan kisaran harga jual US$ 70 per ton, BUMI bisa mengantongi pendapatan dari KPC sebesar US$ 4,3 miliar. Sementara dari Arutmin, BUMI memprediksikan pendapatan US$ 1,2 miliar. Alhasil, kata Dileep, pendapatan konsolidasi  BUMI bisa mencapai US$ 5,5 miliar.

Bahkan, Dileep mengklaim, laba bersih BUMI bakal menebus rekor tertinggi yang tertoreh tahun 2008 sebesar US$ 372 juta. "Hasil tax amnesty dan restrukturisasi utang akan mulai terlihat ke laba bersih," ujarnya, Senin (22/1).

Raihan laba bersih itu berpotensi lebih tinggi lagi jika Arutmin terkonsolidasi penuh ke laporan keuangan BUMI. Saat ini, berdasarkan PSAK 66, pendapatan dari Arutmin dan KPC belum terkonsolidasi ke pendapatan BUMI. 

Nah, ada kabar kalau pemilik 30% saham Arutmin, Tata Power Company Limited, ingin menjual seluruh kepemilikannya kepada Grup Bakrie. Jika terlaksana, BUMI bisa mengonsolidasikan pendapatan dari Arutmin ke laporan keuangannya. 

Rencana penjualan saham ini sejatinya sudah bergaung sejak tiga tahun lalu. Harapannya, tahun ini bisa terealisasi.

Jika terlaksana, pendapatan BUMI berpeluang naik berlipat-lipat ketimbang tahun lalu. "Kalau yang sekarang, berdasarkan PSAK 66 dan perjanjian joint venture, pendapatan Arutmin tidak bisa dikonsolidasi. Jika penjualan itu terealisasi, mungkin saja pendapatan Arutmin bisa terkonsolidasi," imbuh Dileep.

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, bilang, melonjaknya harga batubara memang bisa mengerek kinerja BUMI. Apalagi, kalau BUMI bisa memproduksi batubara lebih banyak lagi. "BUMI terdorong dari prospek industri batubara yang masih bagus," kata Reza.

Reza pun merekomendasikan buy saham BUMI dengan target harga Rp 380-Rp 400 per saham. Kemarin, harga BUMI di level Rp 298 atau naik 3,47% dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×