Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimis meraup pendapatan 35% lebih tinggi dari tahun lalu. Direktur BUMI, Dileep Srivastava menuturkan, ekspektasi tersebut datang karena harga energi tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu.
Jika tercapai, produsen batubara terbesar di Indonesia tersebut berpotensi meraup pendapatan sebesar US$ 5,8 miliar. Lebih tinggi dari perolehan tahun lalu yaitu US$ 4,3 miliar. Jika ambisi ini juga berhasil, maka kinerja BUMI akan jauh di atas ekspektasi rata-rata dari 15 analis yang disurvei Bloomberg yaitu US$ 4,5 miliar.
"Kami menghitung output akan naik menjadi 66 juta metrik ton dari 60 juta metrik ton pada 2010," jelas Dileep, Jumat (30/12). Tahun ini, produsen batubara diuntungkan oleh kenaikan harga dan tingginya permintaan dari konsumen terbesar dunia yaitu China dan India. Harga patokan di Indonesia, pada Desember 2011 maju 9% ke US$ 112,67 per ton dari tahun sebelumnya.
"BUMI berharap, pasar batubara akan semakin kuat dengan meningkatnya permintaan dari India dan Indonesia diikuti oleh China dan pasar tradisional," ujar Dileep.
Tahun depan, emiten dengan kode saham BUMI ini menargetkan bisa menjual 75 metrik ton batubara atau lebih besar 19% dari tahun ini. Survei Bloomberg memperkirakan, BUMI akan mencatatkan Ebitda sebesar US$ 1,5 miliar atau lebih tinggi dari tahun lalu yaitu US$ 1,2 miliar.
Dillep menghitung, harga jual batubara milik BUMI tahun ini bisa berada di level rekor yaitu US$ 92 per ton, melonjak 19,48% dari tahun lalu yaitu US$ 77 per ton.
Dengan kinerja tersebut, "Kami mempersiapkan deleveraging yang signifikan pada 2012, termasuk pembayaran kembali utang senilai US$ 600 juta ke CIC di kuartal keempat tahun depan," janji Dileep.
BUMI mengaku telah membayar utang pertama senilai US$ 1,9 miliar ke CIC pada 8 November 2011, dua tahun lebih cepat dari yang dijadwalkan yaitu September 2013. Waktu itu utang BUMI di-refinancing oleh Bank of America Merrill Lynch, Deutsche Bank AG, Barclays Bank Plc dan JPMorgan Chase & Co.
Saham BUMI naik 1,2% ke Rp 2.200 pada pukul 09:35 WIB. Namun secara year to date (ytd) BUMI sudah jatuh 27% tahun ini. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan sebesar 3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News