Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) harus puasa dividen lebih lama. Perusahaan memastikan belum ada bagi-bagi hasil keuntungan tahun buku 2017 hingga beberapa waktu ke depan.
Dileep Srivastava, Direktur BUMI menjelaskan, untuk saat ini BUMI akan fokus pada pelunasan utangnya terlebih dahulu. Perusahaan bakal menunjukan komitmen untuk menyelesaikan kewajibannya kepada para kreditur.
"Kalau ada sisa kelebihan kas, akan kami gunakan untuk membayar utang," ujar Dileep, Selasa (27/3).
Agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BUMI kemarin tidak membahas soal dividen. Salah satu mata acaranya adalah meminta persetujuan pemegang saham atas skema pengambilan keputusan baru.
Jadi, mulai saat ini, semua keputusan terutama yang terkait struktur permodalan dan keuangan harus benar-benar disetujui 100% anggota direksi. Jika ada direksi yang tidak setuju, bahkan hanya satu direksi yang tak setuju, keputusan bulat tidak bisa diambil.
Tahun 2009 menjadi tahun terakhir BUMI membagikan dividen. Kala itu, perusahaan menebar dividen Rp 50,6 per saham dengan dividen pay out ratio 15% dari laba bersih tahun 2008, US$ 645,36 juta.
Skenario terburuknya, BUMI baru akan membagikan dividen lima tahun lagi. Jangka waktu ini merupakan tenor fasilitas tranche A dan B yang merupakan salah satu instrumen restrukturisasi BUMI tawarkan waktu itu. Keduanya memiliki nilai masing-masing US$ 600 juta.
Meski demikian, manajemen BUMI akan berupaya melunasi utang perusahaan lebih cepat. Dileep bilang, tranche A diharapkan bisa lunas dalam kurun waktu 21 bulan. Sedang untuk tranche B ditargetkan bisa selesai sekitar dua tahun.
Jadi, BUMI butuh waktu antara 36 bulan hingga 42 bulan untuk melunasi utangnya tersebut. "Tidak perlu menunggu sampai lima tahun kami sudah bisa kembali mempertimbangkan membagikan dividen," imbuh Dileep.
Pelunasan yang lebih cepat itu juga dengan asumsi harga batubara yang masih dalam tren tinggi, setidaknya di atas US$ 70 per ton. Soal harga, manajemen BUMI optimistis harga komoditas itu masih akan terus menghangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News