Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Wood Mackenzie Research Consultancy mengatakan, tingkat produksi batubara Indonesia akan melonjak hingga 71% pada 2020 mendatang. Sumbangan terbesar berasal dari PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Adaro Energy (ADRO).
Menurut Rudi Vann, analis batubara asal Sydney, produksi batubara akan melonjak menjadi 515 juta ton di 2020 dari 301 juta ton tahun lalu. Untuk tahun ini, tingkat produksi diramal akan mencapai 341 juta ton.
Selain itu, tingkat investasi pada aset-aset batubara akan naik hampir dua kali lipat menjadi US$ 1,9 miliar di 2020 dari US$ 987 juta di 2010. Di 2012, nilai investasi pada sektor pertambangan batubara diprediksi mencapai US$ 1,8 miliar.
"Rendahnya beban biaya operasional dan kebijakan fiskal yang bersahabat membuat industri batubara Indonesia menjadi lebih menarik di mata investor ketimbang Australia. Di Australia, pemerintah menetapkan kebijakan yang memberatkan investor seperti pajak pertambangan dan emisi karbon dioksida," jelas Vann.
Vann juga memprediksi, Indonesia akan mendapatkan pendapatan mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 7,1 miliar dari produksi batubara pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News