kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan Bitcoin, Dogecoin, atau Shiba, ini uang kripto prospektif hingga tahun 2022


Selasa, 12 Oktober 2021 / 08:01 WIB
Bukan Bitcoin, Dogecoin, atau Shiba, ini uang kripto prospektif hingga tahun 2022
ILUSTRASI. Bukan Bitcoin, Degocoin, atau Shiba, ini uang kripto prospektif hingga tahun 2022


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jangan lagi terpaku pada uang kripto Bitcoin, Ethereum, Dogecoin atau Shiba Inu. Hingga akhir tahun 2021, analis prediksi satu uang kripto yang bakal menghasilkan cuan paling besar, yakni Solana (SOL). 

Uang kripto Shiba Inu memang moncer belakangan ini setelah kicauan CEO Tesla, Elonk Musk di Twitter. Pada perdagangan Selasa 12 Oktober 2021 pukul 07.53 WIB, Coinmarketcap.com mencatat harga kripto Shiba Inu US$ 0,00002983, naik 173% dalam tujuh hari perdagangan terakhir.

Namun pesona Shiba Inu masih kalah mentereng dibandingkan uang kripto Solana (SOL). Merujuk CoinMarketCap, secara year to date (ytd) Solana sudah mencatatkan kenaikan lebih dari 9.900%. 

CEO Digitalexchange.com, Duwi Sudarto Putra, melihat kekuatan SOL didukung oleh blockchain Solana, yang digadang-gadang sebagai “pembunuh Ethereum”, karena biaya transaksi yang rendah dan kecepatan yang tinggi.

Menurutnya Solana adalah proyek open source yang sangat fungsional, dan menggunakan teknologi blockchain untuk menyediakan solusi keuangan terdesentralisasi (DeFi) serta NFT yang populer. “Protokol Solana dirancang untuk memfasilitasi pembuatan aplikasi terdesentralisasi (DApp),” tambah Duwi  kepada Kontan, Senin (11/10).

Duwi juga menjelaskan mengenai teknologi proof-of-history (PoH) dari Solana, yang memungkinkan setiap transaksi dapat membuat riwayat catatan bukti suatu kejadian selama periode waktu tertentu. “Persis seperti metode pencarian data pada sistem m-banking yang menghimpun riwayat transaksi di rekening bank,” katanya.

Baca Juga: Aset kripto Solana cuan di tahun ini, simak yang perlu diperhatikan sebelum beli

PoH ini menurutnya hanya memverifikasi transaksi dari data sebelumnya yang sudah berlangsung tanpa memeriksa keseluruhan data, sehingga membuat kinerja Solana lebih cepat efisien, serta mampu memproses lebih banyak lagi transaksi.

Menarik atau tidaknya aset ini, menurutnya perlu untuk kembali ke hukum pasar supply and demand, selain itu juga perlu dilihat dari manfaat teknologi kripto tersebut. Ketahanan teknologinya sendiri menurutnya menjadi perlu diperhatikan dalam kasus Solana ini.

“Sifat kripto yang sangat fluktuatif sangat dipengaruhi oleh sentimen dan supply demand, jika ingin terjun dan investasi di kripto hal yang harus di perhatikan adalah pastinya menggunakan dana yang aman dan bijak dan pastikan buy on rumour dan sell on news atau bisa juga membeli di harga rendah jual di harga tinggi,” pungkas Duwi.

Secara teknikal, ia melihat support Solana berada di angka US$ 145, US$ 140, dan US$ 135 per SOL. Untuk resistance, ia melihat Solana akan bergerak di US$ 152, US$ 158, dan US$ 163 per SOL.

Merujuk CoinMarketCap, Solana saat ini menjadi salah satu aset kripto dengan kapitalisasi terbesar, mencapai US$ 45,50 miliar.

Selanjutnya: Harga Bitcoin terus melaju, coba dobrak level US$ 60.000

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×