Reporter: Ika Puspitasari, Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup teknologi unicorn PT Bukalapak.com Tbk akan melaksanakan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) dengan melepas 25.765.504.851 saham baru. Jumlah tersebut setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Pada masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung pada 9 Juli 2021-19 Juli 2021, Bukalapak menetapkan kisaran harga penawaran Rp 750-Rp 850 per saham. Dengan begitu, jumlah dana segar yang diincar Bukalapak dari IPO berkisar antara Rp 19,3 triliun-Rp 21,9 triliun.
Ratna Karim, Direktur PT Buana Capital Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek Bukalapak menjabarkan, sekitar 66% dana IPO akan digunakan oleh PT Bukalapak.com sebagai modal kerja. Kemudian, sisanya akan dimanfaatkan untuk modal kerja sejumlah anak usaha Bukalapak.
Secara rinci, sekitar 15% diperuntukkan bagi PT Buka Mitra Indonesia dan sekitar 15% untuk PT Buka Usaha Indonesia. "Sementara masing-masing 1% akan dialokasikan untuk PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd,. dan PT Five Jack," kata Ratna dalam public expose IPO Bukalapak secara virtual, Jumat (9/7).
Baca Juga: Simak rencana penggunaan dana IPO Bukalapak
Lebih lanjut, Bukalapak akan melakukan registrasi final ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 22 Juli 2021. Dengan begitu, Bukalapak berharap, surat efektif dari OJK bisa diperoleh pada 26 Juli 2021.
Kemudian, masa penawaran umum akan berlangsung pada 28-30 Juli 2021, tanggal penjatahan pada 3 Agustus 2021, dan distribusi saham elektronik beserta pengembalian uang pemesanan pada 5 Agustus 2021. Selanjutnya, Bukalapak akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus 2021 dengan kode saham BUKA.
Ratna menyampaikan, dari total saham yang dilepas, porsi penjatahan untuk investor retail (pooling allotment) minimal 2,5% atau sekitar Rp 75 miliar.
"Akan tetapi, kami akan menyesuaikan penjatahan pooling ini apabila saat e-IPO terjadi kelebihan permintaan atau ovesrsubscribed," ucap Ratna.
Dalam gelaran IPO ini, Mandiri Sekuritas dan Buana Capital Sekuritas berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara yang menjadi penjamin emisi efek adalah UBS Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Sebagai informasi, rencana IPO Bukalapak ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia dalam lebih dari satu dekade.
Pada tahun 2020, Bukalapak membukukan pendapatan Rp 1,35 triliun atau meningkat 25,55% dibandingkan pendapatan tahun 2019 yang sebesar Rp 1,08 triliun. Sementara dari segi bottom line, Bukalapak berhasil mengurangi kerugian hingga 51,74%, dari Rp 2,79 triliun pada 2019 menjadi Rp 1,32 triliun pada 2020.
Selanjutnya: Jadi unicorn pertama yang IPO, Bukalapak incar dana hingga Rp 21,9 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News