Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang ciamik kuartal pertama tahun ini. BUKA membukukan pendapatan bersih senilai Rp 787,91 miliar pada kuartal pertama 2022 atau meningkat 85,95% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 423,70 miliar.
BUKA mencatatkan pertumbuhan total processing value (TPV) selama kuartal pertama tahun 2022 sebesar 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 34,1 triliun pada kuartal pertama 2022. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 34% sepanjang bulan pertama di tahun 2021 sampai dengan kuartal pertama 2022.
Segmen Mitra menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut dengan kenaikan pendapatan 226,84% yoy, dari Rp 144,35 miliar menjadi Rp 471,82 miliar pada kuartal pertama 2022. TPV Mitra pada tiga bulan pertama ini, bertambah sebesar 78% menjadi Rp 17,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Cuan Rp 13 T dari Allo Bank, Laba Bukalapak (BUKA) 19 Kali Lipat Dibanding Pendapatan
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menuturkan TPV Bukalapak masih sejalan dengan sekuritas. Adapun Paulus memproyeksikan TPV BUKA dapat mencatatkan TPV sebesar Rp 166 triliun dan pendapatan sebesar Rp 2,8 triliun.
Sementara itu, BUKA mengantongi laba dari nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp 15,49 triliun. Manajemen BUKA menyebut, hasil laba nilai investasi Bukalapak di PT Allo Bank Tbk (BBHI) menjadi pendorong kenaikan laba perusahaan.
Alhasil, Bukalapak berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 14,54 triliun. Dengan kata lain, BUKA telah berhasil membalik posisi rugi bersih pada kuartal pertama 2021 sebesar Rp 323,80 miliar.
"Kalau tidak termasuk keuntungan investasi dari Allo Bank, sebetulnya BUKA masih merugi di kuartal pertama 2022 ini, terutama karena ada pengeluaran dari stock options sebesar Rp 600 miliar lebih," papar Paulus, kepada Kontan.co.id, Kamis (28/4).
Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Cetak Laba Bersih Rp 14,54 Triliun Pada Kuartal I-2022
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai pertumbuhan kinerja Bukalapak pada kuartal pertama 2022 ini menjadi katalis positif bagi pergerakan saham BUKA. Dia mencermati sebagai perusahaan marketplace atau e-commerce, lini bisnis utama Bukalapak justru belum bisa diharapkan untuk mencetak laba.
Dengan strategi investasi yang dilakukan Bukalapak, Wawan menilai BUKA dapat bertransformasi menjadi perusahaan investasi dibanding menjadi perusahaan teknologi di bidang marketplace.
"Tetapi dengan cash yang sangat besar pasca IPO, saya lihat BUKA akan lebih bisa bertransformasi menjadi perusahaan investasi. Jadi BUKA akan terus mengakuisisi bisnis lain untuk menghasilkan profit dan juga cashflow," ujar Wawan kepada Kontan, Kamis (28/4).
Baca Juga: Saham Bukalapak (BUKA) dan Gojek Tokopedia (GOTO) Ditutup Beda Arah di Hari Ini
Lebih lanjut, Wawan mengatakan investor perlu untuk memahami bahwa hasil laba yang dikantongi Bukalapak berasal dari kenaikan harga saham yang belum tentu menghasilkan cash flow untuk BUKA, sehingga belum bisa dipastikan akan stabil.
Wawan menyarankan investor untuk wait and see. Namun, jika ingin masuk ke BUKA, investor perlu memiliki memiliki exit strategy, seperti cut loss poin 10%-12% dan target profit taking misalnya 20%. Sementara, Paulus merekomendasikan buy BUKA dengan target harga Rp 830 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News