Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan manajemen PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terkait rencana penjualan PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Manajemen ADRO pun membeberkan dampak yang ditimbulkan serta rencana bisnis setelah melepas pilar batubara termal tersebut.
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Indonesia, Mahardika Putranto menegaskan, ADRO tidak mengalami perubahan kegiatan usaha. ADRO tetap akan menjalankan kegiatan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen terhadap anak-anak perusahaan eksisting, di luar grup usaha AAI.
ADRO secara terkonsolidasi masih tetap memiliki investasi di bidang pertambangan batubara metalurgi dan batuan, serta pengolahan mineral melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), energi, utilitas dan infrastruktur pendukung yang ditopang oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya.
Dus, Mahardika mengklaim divestasi AAI tidak akan mengganggu kelangsungan usaha ADRO. Emiten milik konglomerat Garibaldi "Boy" Thohir ini akan memfokuskan kegiatan usahanya pada bisnis non-batubara termal dan bisnis hijau.
Baca Juga: Ada Panggilan RUPSLB Soal Penjualan Adaro Andalan, Harga Saham ADRO Menguat
Rencana transaksi pelepasan AAI dapat membantu bisnis non-batubara termal dan bisnis hijau ADRO untuk mendapatkan akses yang lebih luas terhadap sumber pembiayaan, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, serta memberikan akses yang lebih baik ke rekanan bisnis potensial peringkat atas untuk proyek-proyek ramah lingkungan yang sedang dikembangkan.
"Bisnis non-batubara termal dan bisnis hijau perseroan merupakan bisnis yang tidak tergantung kepada bisnis batubara termal dan berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan bagi Perseroan ke depannya yang diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada pendapatan dan laba bersih," kata Mahardika dalam keterbukaan informasi, Selasa (1/10).
Mahardika bilang, ADRO berencana terus secara strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada bisnis non-batubara termal. Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi ADRO di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang.
Adapun, proyek-proyek yang masih berjalan setelah pelepasan AAI adalah proyek-proyek yang saat ini sedang dijalankan oleh pilar Adaro Minerals (di bawah ADMR) dan pilar Adaro Green.
Di antaranya pengembangan pertambangan batubara metalurgi, pengolahan aluminium dengan kapasitas 500 ktpa di Kaltara Industrial Park, pembangkit listrik tenaga angin kapasitas 70 MW di Kalimantan Selatan, dan pembangkit listrik tenaga air kapasitas 1.375 MW di Kalimantan Utara.
Mahardika juga menjelaskan bahwa AAI merupakan perusahaan terkendali ADRO. Dus, sebagai perusahaan publik, ADRO secara berkala telah mengungkapkan informasi keuangan terkait secara terkonsolidasi dengan laporan keuangan setiap triwulan.
Saat ini ADRO sedang menunggu tanggapan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap keterbukaan informasi yang diumumkan oleh ADRO pada 11 September 2024.
ADRO akan mengungkapkan ikhtisar data keuangan AAI untuk dua tahun terakhir pada perubahan dan/atau tambahan keterbukaan informasi yang akan diumumkan paling lambat dua hari kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
RUPSLB Adaro
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, manajemen ADRO akan meminta persetujuan para pemegang sahamnya atas rencana penjualan sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki pada AAI. Agenda RUPS Luar Biasa (RUPSLB) akan diselenggarakan pada Jumat, 18 Oktober 2024 pukul 10:00 WIB. Bertempat di Cyber 2 Tower lantai 26, Jalan H.R Rasuna Said Blok X-5 No. 13 Jakarta Selatan.
Pemegang saham yang berhak hadir, baik secara fisik, elektronik, atau diwakili dengan surat kuasa dalam RUPSLB adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham ADRO pada tanggal 25 September 2024 sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Baca Juga: Saham Emiten Komoditas Ini Bisa Dilirik Usai China Kucurkan Stimulus Ekonomi
Manajemen ADRO memberikan catatan terkait jumlah pemegang saham yang bisa hadir secara fisik dalam agenda tersebut. "Dikarenakan adanya keterbatasan kapasitas ruangan, Perseroan hanya dapat mengakomodasi sebanyak-banyaknya 50 Pemegang Saham. Perseroan juga tidak menyediakan suvenir, makanan, dan minuman," ungkap manajemen ADRO.
Sekadar mengingatkan, penjualan saham PT Adaro Andalan Indonesia rencananya akan dilakukan ADRO melalui penawaran umum kepada seluruh pemegang saham ADRO berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk POJK No. 76/POJK.04/2017 tentang Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham.
ADRO mengumumkan rencana penjualan AAI ini dalam keterbukaan informasi 11 September 2024. ADRO berencana menjual sebanyak-banyak seluruh kepemilikan atau 99,9999% saham di AAI. Nilai transaksi akan mempertimbangkan hasil penilaian saham dari penilai independen, yaitu sebesar US$ 2,45 miliar, atau setara dengan 31,8% dari total ekuitas ADRO.
Mekanisme transaksi akan dilakukan melalui Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) berdasarkan POJK 76/2017. Pembeli adalah para pemegang saham ADRO yang terdaftar pada tanggal pencatatan dan memilih untuk membeli saham AAI.
"Perseroan akan menawarkan saham yang ditawarkan kepada seluruh pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal tertentu yang akan diumumkan pada Prospektus PUPS," ungkap manajemen ADRO dalam keterbukaan informasi, Rabu (11/9).
ADRO pun mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang sahamnya, yang tercatat pada tanggal pencatatan.
"Para pemegang saham perseroan atas pilihannya, dapat menggunakan dividen tunai tersebut untuk membantu mendanai partisipasi para pemegang saham perseroan dalam rencana transaksi," ungkap manajemen ADRO.
Sebagai informasi, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) dahulu bernama PT Alam Tri Abadi. Melalui AAI, ADRO memiliki saham pada beberapa perusahaan pertambangan batubara termal, yaitu PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai.
Baca Juga: Skema MIP Batubara Berdampak pada Kinerja Emiten, Simak Rekomendasi Sahamnya
AAI juga memiliki saham-saham pada dua perusahaan pertambangan batubara termal yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal. Selain itu, AAI memiliki bisnis jasa logistik, antara lain meliputi angkutan tongkang dan pemuatan kapal batubara.
Selain itu, AAI juga memiliki bisnis-bisnis pendukung melalui perusahaan anaknya yang bergerak di bisnis pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan sebagai pendukung operasi bisnis pertambangan. Manajemen ADRO menegaskan rencana strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada pilar non pertambangan batubara termal.
ADRO telah menyampaikan komitmen untuk memiliki sekitar 50% total pendapatan dari bisnis non-batubara termal pada tahun 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang-bidang yang mendukung ekosistem hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News