Reporter: Didik Purwanto, KONTAN | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menimbang kembali rencana pencarian dana melalui penerbitan surat utang. Alasannya, kondisi pasar modal saat ini masih tak menentu.
Bank penyedia kredit perumahan rakyat (KPR) ini menjadwal ulang penerbitan medium term notes (MTN) senilai Rp 500 miliar-Rp 1 triliun. Awalnya, BBTN berencana menerbitkan MTN tersebut pada semester pertama tahun kelinci ini. Namun lantaran kondisi pasar dipenuhi ketidakpastian, bank ini pun mengurungkan niatnya menerbitkan MTN.
Meskipun begitu, perseroan tersebut tidak akan menunda penerbitan obligasi yang rencana dilakukan di waktu bersamaan dengan MTN. "Sejauh ini penerbitan obligasi tidak ada pengunduran, kecuali untuk MTN karena situasi pasar obligasi tetap di semester I ini," tutur Direktur Keuangan BBTN Saut Pardede kepada KONTAN, Senin (14/2).
Sayang, Saut enggan mengungkapkan sampai kapan pengunduran jadwal penerbitan MTN tersebut. Dia hanya menyatakan, BBTN akan menunggu sampai kondisi pasar kembali kondusif.
Mundurnya rencana penerbitan MTN ini berpotensi mengganggu rencana ekspansi kredit emiten perbankan ini. Pasalnya, BBTN membutuhkan pendanaan tersebut untuk menjaga ekspansi kreditnya ke depan. Maklum saja, dana hasil penawaran umum perdana saham BBTN sudah mulai menipis.
Butuh dana Rp 3 triliun
Saut mengakui, BBTN membutuhkan pendanaan tersebut. Tahun ini BBTN menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit mencapai 25%-30% dari tahun lalu. Dus, bank yang lekat dengan kredit perumahan ini membutuhkan dana jangka panjang lebih besar ketimbang dana di tahun lalu.
Sekadar informasi, hingga akhir tahun lalu perseroan ini telah menerbitkan obligasi Rp 1,65 triliun.
Saut menuturkan, tahun ini BBTN memerlukan dana sebesar Rp 3 triliun. Semula, pengelola BBTN menargetkan bisa memperoleh dana Rp 2 triliun dari penerbitan obligasi dan sisanya dengan cara menerbitkan MTN.
Dia juga belum memastikan waktu penerbitan obligasi. "Sedang dikaji apakah bisa terbit di kuartal pertama atau kuartal dua," jelas dia.
Wakil Direktur Utama BTN Evi Firmansyah mengungkapkan, akan mengatur kembali waktu penerbitan kedua instrumen surat utangnya tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari kurangnya penyerapan obligasi.
Evi memastikan BBTN akan menerbitkan obligasi di semester pertama 2011. Sementara MTN kemungkinan akan diterbitkan pada semester II-2011. "Bisa melalui KIK-EBA sebesar Rp 750 miliar sampai Rp 1 triliun," ujar Evi.
Per akhir tahun lalu, rasio kecukupan modal (CAR) BBTN 16,99%. BTN akan menjaga CAR sebesar 14% dengan cara menerbitkan surat utang hingga sekuritisasi aset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News