Reporter: Didik Purwanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Penerbitan obligasi bertenor 10 tahun tersebut dijadwalkan berlangsung pada semester satu 2011.
BBTN menetapkan kupon obligasi ini sebesar 9,02%-9,77%. "Obligasi ini memakai acuan SUN seri FR0053 plus premium 60-135 basis poin," jelas Direktur Keuangan BBTN Saut Pardede ke KONTAN, Kamis (17/3).
BBTN akan mengalokasikan dana hasil penerbitan obligasi ini untuk ekspansi dalam hal penyaluran kredit perumahan. Bank penyalur kredit kepemilikan rumah (KPR) ini telah menyeleksi 10 penjamin emisi.
Dari jumlah tersebut, BBTN menetapkan tiga sekuritas menjadi penjamin emisi. Ketiga underwriter tersebut adalah PT Danareksa Sekuritas, PT CIMB Securities dan PT Bahana Securities.
Direktur Investment Banking Danareksa Sekuritas Reza Zahar membenarkan Bahana menjadi penjamin emisi obligasi BTN. "Saya memperkirakan kupon obligasi ini bisa kurang dari 10% karena peringkatnya bagus," papar Reza. Ia juga yakin bisa dengan mudah menjual obligasi BTN ke investor.
Sebelum ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menaikkan peringkat surat utang BBTN dari AA- menjadi AA dengan prospek stabil. Pefindo melihat BTN memiliki kemampuan memperkuat bisnis dan kinerja untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
Selain itu Pefindo menilai BBTN memiliki kemampuan kuat memenuhi kewajiban finansial atas penerbitan efek utang tersebut. Karena itu Pefindo memberi outlook stabil surat utang BTN.
Berdasarkan catatan KONTAN, tahun ini BTN menargetkan ekspansi kredit sebesar Rp 30 triliun. Jumlah ini meningkat 17% ketimbang pencapaian penyaluran kredit pada 2010 lalu. Rencana ini sudah masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2011 yang telah disampaikan pada Bank Indonesia (BI).
Direktur Utama BTN Iqbal Latanro mengungkapkan, selain penerbitan obligasi, salah satu pendukung dana ekspansi kreditnya adalah sekuritisasi aset lewat Kredit Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Tahun ini, BBTN berencana menerbitkan KIK-EBA sebesar Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News