kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BTEL kaji sinergi dengan operator lain


Jumat, 19 April 2013 / 06:06 WIB
BTEL kaji sinergi dengan operator lain
ILUSTRASI. Harga mobil bekas Suzuki Ertiga kini sentuh Rp 90 jutaan saja per November 2021


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) membuka peluang kerjasama dengan operator perusahaan lain untuk meningkatkan kinerjanya. Presiden Direktur BTEL, Anindya Bakrie mengatakan, tahun ini, BTEL ingin fokus memperkuat basis data.

Anindya bilang, saat ini industri komunikasi sedang terpuruk, sehingga membutuhkan sinergi khususnya untuk jaringan. BTEL akan menggenjot penambahan pelanggan khususnya di daerah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Anindya tidak menampik membuka peluang kerjasama bahkan merger dengan operator lain. "Industrinya sedang menghadapi tantangan. Kami sedang mencari bentuknya," ujar dia, di Jakarta (18/4).

Dia menambahkan, peluang merger bisa dilakukan asalkan tidak menyalahi aturan. Namun sinergi jaringan itu membutuhkan rencana yang matang. Makanya Anindya enggan menjelaskan rincian sinergi jaringan itu. Memang sudah lama BTEL diisukan akan merger dengan Telkom Flexi. "Kami masih bicarakan, namun memang harus ada sinergi," kata dia.

Kerjasama seperti ini sudah dilakukan BTEL dengan Sampoerna Telekom Indonesia (STI). Namun, kongsi BTEL dan STI masih belum berdampak secara finansial. Meski demikian, dengan fokus jaringan data, dia yakin kinerja Kuartal I ini bisa meningkat. Dia enggan bilang target pendapatan BTEL dan nilai investasi yang dibutuhkan. "Kami masih bicarakan, tetapi kalau untuk Kuartal I ini sepertinya lebih baik," ujarnya.

Sky Trinity Siapa?

Peralihan saham BTEL yang dilakukan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebagaimana tercantum pada laporan keuangan akhir tahun tidak juga mendapat jawaban. Anindya mengaku tidak tahu menahu siapa calon pemilik baru BTEL.

BNBR sudah menjual saham BTEL ke Mount Charlotte Holding Limited. Dari laporan keuangan BNBR 2012, Mount Charlotte mengalihkan semua hak dan kewajiban kepada Sky Trinity Industries Ltd. Soal itu, Anindya masih belum mengetahui siapa sebenarnya Sky Trinity. "Saya tidak tahu itu Sky Trinity. Itu urusan holding," kata dia.

Selama tahun 2012, BTEL hanya mampu membukukan pendapatan senilai Rp 2,97 triliun, turun 6,9% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 3,19 triliun. Di tahun 2012, pendapatan dari bisnis voice berkontribusi sekitar 50,8% atau sebesar Rp 1,51 triliun. Sedangkan bisnis data tumbuh 142% dari Rp 143 miliar di tahun 2011menjadi Rp 346 miliar diakhir 2012. BTEL juga masih mengalami rugi bersih sebesar Rp 3,13 triliun. Sementara di tahun 2011, nilai kerugian perusahaan tercatat Rp 782,7 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×