Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk siap menjalankan bisnis barunya. Setelah menggelar rights issue pada tahun lalu dan masuk ke bisnis pengolahan biji kakao, emiten dengan kode BTEK di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih optimistis menatap tahun ini.
Perlu diketahui tahun lalu BTEK menggelar rights issue 4,8 miliar saham dengan harga Rp 1.000. Dengan itu BTEK mendapatkan dana segar sebesar Rp 4,8 triliun.
Dana tersebut digunakan untuk mengambil alih saham Golden Harvest Cocoa Pte. Ltd, sebuah perusahaan investasi yang memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji kakao.
Direktur BTEK Ari Sutanto bilang dengan masuknya ke bisnis pengolahan biji kakao perseroan optimis bakal mendapatkan laba tahun ini.
"Target pendapatan tahun ini ditargetkan dapat tumbuh 10% - 15% dibandingkan tahun lalu," ujarnya kepada KONTAN usah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin (31/7).
Untuk mengejar pertumbuhan tersebut pihaknya akan melakukan efisiensi untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Selain itu BTEK juga akan melakukan investasi mesin coklat untuk memproduksi bubuk kakao (cocoa powder), dan lemak kakao yang dideodorisadi (deodorized butter).
Saat ini BTEK baru memproduksi lemak kakao (cocoa better) dan padatan kokoa (cocoa cake). Cocoa powder dan deodorized butter nilainya lebih tinggi dibandingkan cocoa better dan cocoa cake. Dengan memproduksi cocoa powder dan deodorized butter tentunya akan meningkatkam kinerja perusahaan karena memiliki nilai jual dan permintaan lebih tinggi.
Dalam laporan prospektus sebelumnya BTEK akan menggunakan dana pinjaman untuk mendatangkan mesin pengasil cocoa powder dan deodorized butter. Berhubung belum ada pihak yang memberikan izin, Direktur Utama BTEK bersedia memberikan pinjaman kepada Golden Harvest Cocoa sebesar US$ 2,5 juta.
Ari memaparkan semenjak masuk ke bisnis pengolahan biji kakao, bisnis lama BTEK yang bergerak di kehutanan hanya berkontribusi 10%. Saat ini 90% pendapatan BTEK kontribusi dari bisinis baru yaitu pengolahan biji kakao.
Meskipun demikian binis lama tetap akan dipertahankan. "Makanya konsen kami saat ini yaitu di binsini pengolahan kakao," ungkapnya.
Dalam laporan keuangan kuartal I-2017 pendapatan BTEK terjun 120% menjadi Rp 103,43 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 227,60 miliar. Pada kuartal itu juga BTEK mencatatkan rugi Rp 6,16 miliar dibanding sebelumnya yang mencatatkan laba Rp 105,4 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News