Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Performa saham BSI melambat pasca aksi merger rampung di awal Februari 2021. Meskipun kinerja perseroan terbilang bagus hingga kuartal III 2021, saham perseroan justru merosot 26,8% sepanjang tahun ini. Saham BRIS ditutup koreksi 1,1% pada penutupan perdagangan Rabu (22/12) ke level Rp 1.765.
BSI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,25 triliun hingga September 2021 atau tumbuh 37% year on year (yoy). Adapun pembiayaannya tumbuh sebesar 7,38% jadi Rp 163,3 triliun.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, prospek saham BRIS masih cukup menarik pada tahun depan sejalan dengan target pembiyaan yang tumbuh sekitar 10%
"Kami juga mencermati dampak dari pemulihan pandemi yang sudah kian terlihat pada kinerja emiten, sehingga harapannya ini juga akan mendorong kinerja perbankan tumbuh positif pada tahun depan," kata Okie pada Kontan.co.id, Rabu (22/12).
Dia memandang penurunan harga saham BSI saat ini karena pelaku pasar masih menanti konfirmasi manajemen perseroan terkait rencana rights issue-nya.
Menurutnya, harga saham BRIS saat ini sudah mendekati bottom. Namun, Okie belum melihat adanya potensi reversal pada saham BRIS sehingga investor disarankan untuk wait and see dalam jangka waktu pendek maupun menengah. "Kami masih mempertahankan rekomendasi buy pada BRIS dengan target 2.440. Target tersebut berlaku untuk 12 bulan berjalan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News