Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memilih Surabaya memperluas portofolio bisnisnya. Namun, perusahaan masih belum bisa memasarkan properti di kawasan ini
"Tahun depan belum bisa, soalnya masih ada beberapa proses pembebasan lahan yang harus kami lakukan," tandas Direktur dan Corporate Secretary BSDE Hermawan Wijaya, Senin (18/8).
Hingga saat ini, total lahan yang telah dimiliki BSDE di Surabaya seluas 400 hektare dan tersebar di beberapa titik. Dari luas tersebut, kawasan Benowo merupakan landbank yang paling besar, sekitar 200 Ha.
BSDE berencana mengembangkan kawasan Surabaya menjadi kawasan industrial estate. Namun, Hermawan masih merahasiakan anggaran untuk mengembangkan kawasan tersebut.
Tapi yang jelas, tahun ini manajemen menyiapkan dua pos anggaran terpisah antara belanja modal dan anggaran akuisisi lahan. Untuk belanja modal, anggarannya Rp 3 triliun.
Sementara, anggaran untuk akusisi lahan yang disiapkan sebesar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar. Namun, anggaran ini tidak hanya untuk akuisisi lahan di Surabaya tapi juga di sejumlah kawasan lain seperti Makassar dan Medan.
"Tapi, Surabaya tahun depan belum dipasarkan. Bisnis kami tahun depan masih ditopang oleh BSD City," ujar Hermawan.
Pada kesempatan sebelumnya, Michael Widjaja, Chief Executive Officer (CEO) Sinar Mas Land yang merupakan induk dari BSDE menjelaskan, manajemen belum bisa mengembangkan lahan barunya di Surabaya lantaran infrastruktur di sekitarnya dinilai belum siap.
Kendati demikian, Michael mengklaim sudah banyak perusahaan yang menyatakan minatnya untuk membeli lahan di Benowo.
Menurut dia, rencana PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membangun pelabuhan di Gresik, tidak jauh dari lokasi kawasan industri yang akan digarap Sinar Mas Land, menjadikan kawasan lebih menarik khususnya bagi perushaan logistik.
Dia percaya, permintaan terhadap lahan industri tetap stabil meski kondisi politik masih belum terlihat jelas arahnya. "Investor asing masih aktif menanam investasi di Indonesia, lihat saja investor Jepang di sektor otomotif," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News