Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih punya prospek menjanjikan. Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham ANTM dengan target harga Rp2.800
Salah satu pertimbangan dari rekomendasi ini yakni perkiraan adanya pertumbuhan volume penjualan bijih nikel yang signifikan di kuartal ketiga 2022.
Sebelumnya, kinerja segmen bisnis feronikel dan bijih nikel ANTM cukup terpukul akibat adanya penguncian wilayah (lockdown) akibat Covid-19 di beberapa tujuan penjualan di wilayah Asia Timur, yang juga menahan aktivitas perdagangan ekspor. Selain itu, harga nikel yang fluktuatif pada kuartal kedua 2022 juga mempengaruhi daya serap pelanggan ANTM.
Pada kuartal kedua, volume penjualan feronikel ANTM turun 30% secara kuartalan menjadi 3.962 ton. Sementara itu, volume penjualan bijih nikel turun lebih dalam yakni hampir 70% secara kuartalan menjadi hanya 708.000 ton. Dari sisi manajemen menyebutkan bahwa pemulihan pasar feronikel dan bijih nikel sudah terlihat pada bulan Juni.
Baca Juga: Getol Investasi di Perusahaan Lain, Cek Rekomendasi Saham ASII Berikut Ini
Dus, Hasan berekspektasi adanya normalisasi harga bijih nikel di kuartal ketiga 2022 disertai dengan lockdown yang lebih ringan daripada periode April dan Mei 2022.
“Kami meyakini ANTM dapat mengirimkan 1,5 juta ton bijih nikel di kuartal ketiga 2022,” tulis Hasan dalam riset, Selasa (20/9)
Emiten pelat merah ini juga mendapat rejeki dari pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Sebelumnya, ANTM telah menyelesaikan aksi korporasi dengan melakukan spin-off unit bisnis nikel kedua anak perusahaannya yaitu Nusa Karya Arindo dan Sumberdaya Arindo.
Hasan menilai, kedua anak usaha ini akan menjadi kendaraan bagi ANTM untuk mengembangkan bisnis terkait baterai kendaraan listrik di masa depan.
Baca Juga: Suku Bunga Global Naik, Simak Rekomendasi Saham-saham Jagoan Analis
ANTM sebelumnya juga telah menandatangani perjanjian dengan Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd dan G Energy Solution (LGES). ANTM diperkirakan akan memasok sekitar 30 juta ton bijih nikel ke fasilitas pengolahan yang akan dibangun oleh CBL dan LGES.
“Kami melihat ini sebagai hal yang positif karena ANTM akan berperan aktif dalam mengembangkan ekosistem baterai listrik di Indonesia,” pungkas Hasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News