Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rumor masuknya Bulog sebagai calon pembeli bisnis beras PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) kembali berhembus. Sejumlah nama baru, yang dikabarkan bakal turut ambil bagian dalam manuver AISA tersebut, mulai bermunculan.
Sumber KONTAN yang enggan disebut namanya mengatakan, berdasarkan kabar yang beredar saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) AISA pada hari Kamis (22/3) lalu, manajemen perusahaan barang konsumer ini memberikan sinyal akan adanya negosiasi dengan Bulog. "Franky Widjaja disebut sebagai perantara dalam proses penjualan ini," tutur si sumber melalui pesan singkat ke KONTAN.
Mungkin Anda sudah tahu, Franky merupakan putra pendiri Grup Sinarmas, Eka Tjipta Widjaja. Franky kini menjadi orang nomor satu yang menjalankan bisnis Grup Sinarmas. Nah, Sinarmas terlibat karena merupakan salah satu bond holder terbesar AISA.
Bukan hanya kali ini AISA diterpa gosip. Februari lalu, Grup Sinarmas dan Grup Salim juga dikabarkan berminat mengambilalih bisnis beras AISA. Bahkan, prosesnya konon telah memasuki due diligence dan akan diumumkan pada Maret ini.
KONTAN sebelumnya juga memberitakan rumor rencana Bulog mencaplok bisnis beras AISA. Saat itu, nama Jenderal Moeldoko juga dikait-kaitkan dengan rumor akuisisi tersebut.
Menghadapi sederet gosip yang menerpa, manajemen AISA akhirnya buka suara. "Kami tidak menerima atau belum menerima letter of intent secara langsung dari pihak lain, kecuali pihak yang sedang melakukan due dilligence dengan kami. Hal masuknya Bulog, kami belum mengetahuinya," beber Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan AISA, kepada KONTAN, Jumat (23/3).
Sjambiri juga belum bisa mengonfirmasi nama-nama lain yang beredar. Dia menyebut, pihaknya terikat dengan confidentiality agreement. Selain itu, apapun yang akan manajemen AISA sampaikan, harus terlebih dahulu disampaikan ke otoritas bursa sebagai bagian dari keterbukaan informasi.
AISA tengah berupaya mengurangi utang. Perusahaan ini konon tengah bersiap melunasi utang Rp 3,3 triliun. Salah satu skenarionya dengan mendivestasi segmen bisnis beras. Dari aksi ini, AISA dikabarkan mengincar dana sekitar Rp 2,4 triliun.
Tapi sebelum melakukan divestasi, AISA perlu meminta perpanjangan tenor obligasi. Dalam RUPO kemarin, pemegang obligasi menyetujui permintaan tersebut, sehingga obligasi yang seharusnya jatuh tempo April tahun ini akan mundur jadi April tahun depan.
Dityasa Hanin Forddanta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News