kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.834   -14,00   -0,08%
  • IDX 6.444   1,91   0,03%
  • KOMPAS100 922   -1,00   -0,11%
  • LQ45 719   -4,06   -0,56%
  • ISSI 203   1,02   0,51%
  • IDX30 376   -1,95   -0,52%
  • IDXHIDIV20 456   -2,85   -0,62%
  • IDX80 104   -0,33   -0,31%
  • IDXV30 111   -0,55   -0,49%
  • IDXQ30 123   -0,60   -0,49%

Bos Bukalapak (BUKA) Beberkan Strategi Bisnis Usai Tutup Layanan Fisik


Kamis, 16 Januari 2025 / 16:20 WIB
Bos Bukalapak (BUKA) Beberkan Strategi Bisnis Usai Tutup Layanan Fisik
ILUSTRASI. Bukalapak.com (BUKA) optimistis kinerja bakal lebih positif usai menutup layanan fisik di situs dan aplikasi Bukalapak per Februari 2025. ?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten teknologi, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) optimistis kinerja bakal lebih positif usai menutup layanan fisik di situs dan aplikasi Bukalapak per Februari 2025. 

Direktur Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, penutupan layanan produk fisik Bukalapak tidak akan berdampak terhadap kelangsungan usaha dan kondisi keuangan.  

“Karena biaya operasional yang dikeluarkan untuk membuka layanan produk positif cukup signifikan sehingga penutupan ini memberikan dampak positif,” kata Victor dalam paparan publik secara virtual, Kamis (16/1). 

Victor menjelaskan selain website dan aplikasi Bukalapak, lini bisnis marketplace atau e-commerce, BUKA masih punya beberapa platform dengan merek yang berbeda-beda.

 Baca Juga: Rencana Bukalapak (BUKA) Habiskan Sisa Dana IPO Rp 9,33 Triliun

Misalnya, di segmen gim ada Itemku dan Lapak Gaming. BUKA juga aplikasi investasi yang bernama B-Money. Masing-masing aplikasi memiliki target pasar yang berbeda-beda. 

“BUKA sudah mengembangkan berbagai macam platform maupun bisnis itu selama beberapa tahun terakhir dan kontribusi businya sudah positif dan harus bertumbuh,” ucap Victor.

Dia bilang BUKA juga akan masih fokus menggambarkan pasar dalam negeri, baik untuk lini bisnis marketplace maupun Offline to Online (O2O) melalui jaringan Mitra Bukalapak. 

Baca Juga: Masih Jadi Investor Bukalapak, Pandu Sjahrir Sambut Rencana Bisnis BUKA

BUKA menilai Indonesia masih memiliki potensi pasar yang besar untuk produk digital karena tingkat penetrasi  internet terus meningkat ditambah semakin banyaknya generasi muda yang sudah melek teknologi. 

“Dengan potensi tersebut, kami mengatakan bahwa peningkatan produk virtual terhadap pendapatan akan bisa berkelanjutan dan terus meningkat,” pungkas Victor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×