Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi salah satu emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan perusahaan per 30 Juni 2023. Ini sejalan dengan rencana aksi korporasi yang dilakukan BRIS.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa keterlambatan tersebut dikarenakan bank syariah terbesar di Indonesia ini harus melakukan audit kembali. Hanya, ia menampik bahwa aksi korporasi tersebut adalah masuknya investor baru.
“Harus diaudit karena ada rencana divestasi gitu, pemegang saham yang divestasi ya, bukan kita,” ujar Hery saat ditemui, Rabu (6/9).
Sementara itu, Hery enggan berkomentar terkait rencana masuknya investor asing yang digadang-gadang bakal menggantikan posisi BNI dan BRI yang bakal melakukan divestasi. Menurutnya, itu adalah ranah pemegang saham.
Baca Juga: BSI Optimistis dengan Prospek Tabungan Haji
“Gak tahu saya, tanya pemegang saham saja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hery menyebut laporan keuangan BSI per 30 Juni 2023 bakal dilaporkan dalam waktu dekat. Adapun, BSI masuk dalam 74 emiten yang belum melaporkan kinerja keuangannya.
Dalam hal ini, Bursa Efek Indonesia mencatat BSI masuk dalam daftar 19 emiten yang memang terlambat melaporkan kinerja keuangan dengan alasan sedang dalam proses audit oleh Akuntan Publik.
Rencana Divestasi
Seperti diketahui, Kementerian BUMN sudah memutuskan BRI dan BNI akan melakukan divestasi sahamnya di BSI. Hanya saja, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyebut belum menerima permohonan divestasi saham milik dua bank BUMN di BSI secara resmi.
Dian bilang rencana divestasi saham BRI dan BNI di BSI sejatinya merupakan corporate action biasa. Namun, ia melihat ada pertimbangan tertentu karena BSI merupakan bank yang bisa dikatakan bank percontohan dalam skala besar yang tentu saja masih baru.
Baca Juga: BSI Catat Kinerja Simpanan Tier Tumbuh 3,8% per Agustus 2023
“Belum genap lima tahun ini BSI berdiri, sehingga nanti akan ada persoalan-persoalan yang harus kita teliti dulu. Belum tentu kita akan mengizinkan,” ujar Dian, kemarin.
BSI resmi diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 1 Februari 2021 yang lalu. Bank tersebut merupakan hasil penggabungan atau merger dari BRI Syariah, Mandiri Syariah dan BNI Syariah yang dimulai sejak Maret 2020 lalu.
Saat ini komposisi kepemilikan BSI adalah Bank Mandiri sebesar 51,47%, BNI 23,2% dan BRI 15,38%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News