Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melepas aset-asetnya. Kabar teranyar, BNBR menjual sebagian saham anak usaha di bidang perkebunan, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP).
BNBR melego sebanyak 170,48 juta saham UNSP senilai Rp 330 per saham. Dari penjualan saham itu, BNBR mengantongi dana senilai Rp 56,26 miliar. Transaksi jual beli saham itu berlangsung pada 30 Desember 2011. "Tujuan transaksi untuk settlement atas pinjaman perseroan," tulis RASri Dharmayanti, Direktur & Corporate Secretary BNBR, dalam keterbukaan informasi, Senin (9/1). Namun manajemen BNBR tidak membeberkan identitas pembeli saham UNSP.
Saham UNSP memang menjadi salah satu aset BNBR yang siap dicairkan. Mengacu pada laporan keuangan BNBR per kuartal ketiga tahun ini, tercatat kepemilikan saham BNBR di UNSP merupakan efek ekuitas tersedia untuk dijual. Saat itu, porsi saham UNSP milik BNBR, baik langsung maupun tidak langsung, sebesar 29,8%. Selepas menjual aset, BNBR kini menggenggam 3,72 miliar saham atau 27,42% saham UNSP.
BNBR tengah menawarkan aset-asetnya dalam rangka menghimpun dana segar. Maklumlah, BNBR memiliki utang jatuh tempo cukup besar di tahun ini. Perusahaan ini harus menghadapi kewajiban yang jatuh tempo senilai Rp 7,78 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan itu per akhir September 2011, utang sebanyak itu terdiri dari utang jangka pendek ke sejumlah lembaga keuangan, utang repurchase agreement (repo), serta tanggungan surat utang jangka menengah. Total utang BNBR ke lembaga keuangan yang jatuh tempo tahun ini sekitar Rp 5,37 triliun.
Utang BNBR ke Credit Suisse AG cabang Singapura adalah yang terbesar, yaitu mencapai US$ 569 juta atau Rp 5,12 triliun. Utang ini bakal jatuh tempo Maret 2012. Sisanya tersebar di Bank ICB Bumi Putera, Ascention Ltd., Seychelles, Solent International Limited, Bank Sarasin-Rabo (Asia) Ltd, dan Harus Capital Pte Ltd.
Adapun total utang BNBR dari hasil gadai saham senilai Rp 295 miliar. Pinjaman itu diperoleh dari tiga sekuritas lokal, masing-masing Recapital Securities, Panin Sekuritas, dan Mahakarya Modalindo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News