Reporter: Adisti Dini Indreswari, Avanty Nurdiana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holdings Ltd, mendapat fasilitas pinjaman US$ 1,345 miliar dari Credit Suisse AG Singapura. BNBR kemudian mengambil sebesar US$ 601,75 juta setara dengan Rp 5,35 triliun (kurs 1 US$ = Rp 8.900) pada 2 Maret kemarin.
Kepala Administrasi Kantor BNBR Siddharta Moersjid mengatakan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk refinancing sejumlah pinjaman serta merealisasikan sebuah investasi yang sedang in the money (seperti fasilitas call option dan put option). "Karena sebagian besar pinjaman baru ini bertujuan refinancing, peningkatan posisi hutang BNBR tidak signifikan," kata Siddharta kepada KONTAN, Minggu (6/3).
Eddy Suparno Direktur Keuangan BNBR menegaskan kalau BNBR memang terus mencari pendanaan yang biayanya lebih murah sebelum pinjaman tersebut jatuh tempo.
Nilai utang yang akan dibayar menggunakan pinjaman dari Credit Suise nilainya hampir sama. "Kurang lebih sama pinjaman yang dilunasi dan pinjaman baru," tegas dia kemarin kepada KONTAN. Sampai dengan Desember 2010 kemarin, total utang BNBR yang belum dilunasi sebesar Rp 5,5 triliun.
Eddy juga bilang kalau bunga pinjaman baru mempunyai spread yang lebih rendah dari pinjaman yang akan mereka lunasi. "Bunganya (pinjaman baru) LIBOR + 6%," ujar dia.
Transaksi Vallar tuntas
Sementara itu, anak usaha BNBR, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga telah menyelesaikan proses tukar saham antara BUMI dan Vallar Plc pada 4 Maret kemarin, molor dari rencana awal yaitu 28 Februari 2011.
Dengan begitu, mulai 4 Maret kemarin, saham BUMI sebesar 2,8% atau 587,63 juta saham sudah tidak diperdagangkan atau lock up. "Lock up BUMI sesuai dengan ketentuan otomatis terjadi," ujar Eddy. Lock up saham BUMI berlangsung sampai 6 Oktober 2011.
Dari transaksi tersebut Vallar Plc melalui anak usahanya, Vallar Investments UK Limited kini menguasai 5,19 miliar atau sekitar 25% saham BUMI.
Bobby Gafur Umar Direktur Utama BNBR mengatakan, kalau saham yang diserahkan tersebut berasal dari 2,85 miliar saham milik BNBR dan 2,35 miliar saham milik Long Haul Holdings Ltd. "Harga penyerahannya Rp 2.500 per saham. Jadi, total transaksi ini mencapai Rp 13 triliun," ujar dia dalam keterbukaan informasi di BEI.
Sedangkan, BNBR juga telah menguasai 43% setara dengan 90,07 miliar saham Vallar di harga £ 10 per saham. Pasca akuisisi, Vallar Plc akan berganti nama menjadi Bumi Plc, dengan Grup Bakrie sebagai pemegang saham terbesarnya.
VP Research and Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere menilai, strategi gali lubang tutup lubang yang dilakukan BNBR tidak masalah asal cashflow perusahaan investasi tersebut lancar."Kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari rasio hutang," kata Nico.
Namun, Nico tidak berani merekomendasikan saham BNBR karena tidak menjanjikan. "Terlalu beresiko untuk investor," ujar dia. Akhir pekan lalu, harga saham BNBR ditutup melemah di level Rp 67.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News