Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) memperkenalkan (soft launching) produk baru, yaitu kontrak timah, hari ini (9/12). Produk ini menggunakan simbol INATIN. Adapun, setiap 1 lot bernilai 5 metrik ton.
Namun, Direktur Utama BKDI Megain Widjaja menyebut, produk ini baru akan resmi diperdagangkan mulai 15 Desember mendatang.
Kontrak ini akan diperdagangkan dengan denominasi dollar AS. Menurut Megain, penggunaan dollar AS sebagai nilai tukar untuk produk barunya itu karena BKDI juga membidik investor asing, selain investor domestik. "Target awal untuk jangka pendek, volume transaksi berkisar 50 - 100 lot per hari," ungkapnya dalam acara soft launching produk INATIN, di Gedung BKDI, Jumat (9/12).
Kualitas mutu timah yang diperdagangkan dan menjadi produk fisiknya adalah timah yang berkadar kemurnian minimum 99,85%. Pasokan produk fisik timah untuk kontrak ini salah satunya berasal dari PT Timah Tbk (TINS).
Sedangkan, pelabuhan tempat penyerahan fisik antara lain di Mentok-Pulau Bangka, Pelabuhan Pangkal Balam-Pangkal Pinang di Pulau Bangka, dan pelabuhan lainnya yang sewaktu-waktu bisa ditetapkan oleh BKDI.
Megain menuturkan, alasan diluncurkannya kontrak timah ini, karena melihat Indonesia sebagai pengekspor timah terbesar di dunia. "Maka, Indonesia harus menjadi price leader. Harga Indonesia menjadi harga acuan untuk harga komoditas timah," ujarnya.
Lebih lanjut, dia berharap, dengan dimasukkannya komoditas timah menjadi salah satu produk di pasar komoditas, tidak hanya digunakan sebagai sarana lindung nilai (hedging), tetapi juga untuk jalur pembentukan harga agar efektif dan transparan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News