kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis tak bagus, UNTR pangkas belanja modal


Rabu, 23 April 2014 / 06:59 WIB
Bisnis tak bagus, UNTR pangkas belanja modal
ILUSTRASI. Cara membuat Spotify Receiptify.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kondisi industri alat berat yang masih buruk memaksa PT United Tractors Tbk (UNTR) merevisi ekspansi di 2014. UNTR pun memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) 2014, dari US$ 300 juta-US$ 350 juta, menjadi US$ 250 juta-US$ 300 juta.

Wakil Presiden Direktur UNTR Gidion Hasan mengatakan, UNTR ingin lebih efisien lantaran permintaan alat berat maupun harga jual batubara yang masih buruk. "Mayoritas capex pun untuk menunjang operasional, seperti penggantian alat berat milik Pama (PT Pamapersada Nusantara," kata dia, Selasa (22/4). Hingga Maret 2014, UNTR baru menyerap capex kurang dari US$ 100 juta.

Presiden Direktur UNTR Djoko Pranoto bilang, capex tersebut belum termasuk anggaran untuk ekspansi anorganik. "Kami tidak menutup peluang untuk itu, tapi sejauh ini belum sampai due diligence (uji tuntas)," kata dia.

Performa operasional UNTR sampai Maret 2014 juga masih memburuk. Alat berat merek Komatsu hanya terjual 1.211 unit di Januari-Maret 2014. Angka tersebut turun 4,8% dibandingkan periode sama 2013 1.272 unit.

Sekitar 36% dari penjualan berasal dari sektor pertambangan batubara. Angka ini turun dari tahun lalu, 51%. Namun, UNTR mampu mendongkrak kontribusi sektor konstruksi dari 18% menjadi 30% secara year-on-year (yoy).

Begitu juga kontribusi sektor kehutanan, naik dari 9% menjadi 15% di kuartal I-2014. Sementara, kontribusi sektor agribisnis 19%.

Djoko memperkirakan, permintaan alat berat nasional di tahun ini stagnan 10.500 unit. Untuk itu, UNTR akan fokus meningkatkan pangsa pasar (market share), bukan memacu volume penjualan. "Kami menargetkan market share bisa mencapai 43% di 2014, lebih tinggi daripada tahun lalu, 41%," kata dia. Hingga Maret 2014, UNTR sudah menguasai pangsa pasar 42,3% dari total penjualan alat berat nasional.

Tapi, UNTR masih loyal membagi dividen. Untuk laba 2013, UNTR bagi dividen tunai Rp 515 atau total Rp 1,92 triliun. Ini mencerminkan rasio pembayaran dividen 40% dari laba bersih 2013

UNTR sudah membagikan dividen interim Rp 175 pada 23 Oktober 2013. Artinya, sisa dividen final Rp 340. UNTR akan membayarkan dividen final 5 Juni 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×