kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis logistik moncer, ini rekomendasi saham ASSA, WEHA, BPTR, SMDR, TMAS


Selasa, 14 September 2021 / 07:25 WIB
Bisnis logistik moncer, ini rekomendasi saham ASSA, WEHA, BPTR, SMDR, TMAS


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham di sektor transportasi dan logistik pada tahun ini melesat drastis. Di tengah prospek bisnis logistik yang masih cerah, bagaimana rekomendasi saham di sektor ini? Apakah saham sektor logistik masih layak beli?

Saham di sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kenaikan harga paling tinggi tahun ini antara lain saham PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA). Kemudian saham PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (WEHA), PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan saham PT Temas Tbk (TMAS). 

 

Secara year to date (ytd) sampai dengan Senin (13/9), harga saham ASSA melesat 367,58% menjadi Rp 2.740 per saham. Harga saham WEHA terbang 196,82% menjadi Rp 187. Harga saham BPTR meningkat 137,04% menjadi Rp 192, Harga saham SMDR terkerek 121,83% menjadi Rp 630. Harga saham TMAS naik 102,90% menjadi Rp 280 per saham. Dari kelima saham transportasi dan logistik itu, siapa yang paling layak dibeli?

Lonjakan harga saham di atas menyebabkan indeks sektor transportasi & logistik menjadi indeks sektoral dengan kenaikan tertinggi kedua sepanjang tahun ini, setelah indeks sektor Teknologi. Dari 27 saham yang menjadi anggota indeks tersebut, sepuluh saham membukukan kenaikan harga yang signifikan.

Baca Juga: Kinerja emiten rokok terhambat kenaikan cukai, berikut rekomendasi saham HMSP

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, kinerja positif pada IDX Sektor Transportasi & Logistik memang sejalan dengan gerak teknikalnya. Menurut Herditya, indeks sektor ini tengah berada dalam fase uptrend

Hal ini didorong oleh intensi investor yang saat ini lebih tertarik pada saham-saham berkapitalisasi pasar menengah dan kecil (mid caps dan small caps) dibanding dengan saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps). 

"Pasalnya, pergerakan big caps cenderung lebih lambat ketimbang mid caps dan small caps yang akhir-akhir ini pergerakannya cepat dengan return yang tinggi pula," kata Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/9).




TERBARU

[X]
×