kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bisnis financial planner atau advisor itu menyelesaikan masalah, bukan menaruh uang


Rabu, 22 Juli 2020 / 21:32 WIB
Bisnis financial planner atau advisor itu menyelesaikan masalah, bukan menaruh uang
ILUSTRASI. Andhika Diskartes


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramainya berita mengenai salah satu financial advisor yang dianggap telah merugikan beberapa kliennya, tentu membuat bingung sebagian masyarakat awam akan bisnis konsultasi keuangan tersebut. 

Andhika Diskartes selaku financial planner sekaligus founder Diskartes.com menekankan pengelolaan dana sudah menjadi ranahnya manager investasi, sedangkan untuk finnacial planner maupun financial advisor bertindak selaku konsultan keuangan dan sebatas memberikan solusi atas kasus yang dihadapi klien. 

"Cara kerja kami (financial planner/advisor) simple, memberikan solusi atas permasalahan keuangan klien. Jadi tidak ada penyerahan uang (investasi/kelolaan) di sini," kata Andhika kepada Kontan, Rabu (22/7).

Baca Juga: Pekan depan, Satgas Waspada Investasi akan panggil Jouska Finansial Indonesia

Andhika juga menambahkan, masing-masing financial planner/advisor memiliki cara penanganan klien yang berbeda. Namun, secara umum tidak ada penempatan dana, atau bahkan merekomendasikan klien untuk membeli saham-saham atau menginvestasikan dananya ke mana saja.

Jika masuk ke tahap itu, maka sudah jadi ranah kerjanya stock picking untuk merekomendasikan saham-saham. Sedangkan untuk mengelola dana, sudah menjadi tugas dari manajer investasi. 

"Takutnya, saat klien datang ke saya (financial planner) dan kemudian mengarahkan ke saham A, B dan C, maka dikhawatirkan ada conflict of interest di sana. Saya tahun, financial planner/advisor tidak melakukan itu," jelasnya. 

Untuk itu, Adhika menyarankan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa financial planner/advisor untuk melihat sejauh mana track record atau pengalaman konsultan tersebut dalam menangani kasus. Jika bingung untuk memilih, calon klien juga bisa meminta rekomendasi dari teman atau saudara terdekat yang pernah menggunakan jasa konsultasi keuangan tersebut.

"Satu hal lagi yang wajib diingat, konteks financial advisor/planner adalah untuk menyelesaikan masalah bukan untuk menaruh uang," tandasnya.

Baca Juga: BKPM ungkap alasan investasi Singapura ke Indonesia tak terhambat resesi

Pria yang akrab disapa Kakanda ini, cenderung menerapkan sistem konsultasi layaknya berobat ke dokter. Dalam hal ini, pasien atau klien perlu membuat janji bertemu, kemudian mengkonsultasikan masalah, dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah dalam beberapa kali pertemuan.

Sedangkan untuk konsultasi terkait investasi, Andhika akan bertanya lebih lebih dulu produk investasi mana yang dituju investor. Jika saham, maka Andhika akan mengenalkan apa itu saham, mengajarkan analisis teknikal dan fundamental saham, tanpa memberikan rekomendasi sahamnya. Metode tersebut digunakan Andhika agar klien ke depan bisa lebih mandiri dan mampu mengelola dananya lebih baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×