kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   -24.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Bisnis air minum ALTO makin segar


Sabtu, 30 Maret 2013 / 06:18 WIB
Bisnis air minum ALTO makin segar
ILUSTRASI. Promo Kartu Kredit Sinarmas, Diskon Semua Produk PegiPegi Hingga Rp150.000


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kebutuhan masyarakat terhadap air minum dalam kemasan terus meningkat setiap tahun. Meski demikian kompetisi bisnis ini cukup ketat. Salah satu emiten produsen air minum dalam kemasan yaitu PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) mencoba bertahan di bisnis ini.

Perusahaan dengan produk bermerek Alto ini mengakui, persaingan di bisnis ini harus penuh komitmen. Karena itu, emiten ini gencar meningkatkan distribusi produk dam inovasi baru.

Tahun ini, ALTO akan mengeluarkan produk baru. Namun, manajemen belum membeberkan detil produk tersebut. Cara ini dianggap bisa membuat pangsa pasar tetap terjaga.

Ekspansi ini masuk dalam rencana penggunaan anggaran hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) tahun lalu. Tri Banyan telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2012.

Kala itu, emiten ini melepas 300 juta saham setara 19,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harganya di Rp 210. Artinya, perusahaan yang mendapat pasokan air dari mata air Gunung Salak berhasil mengantongi dana Rp 63 miliar.

Berdasarkan prospektus IPO perusahaan ini, dana IPO setelah dipotong biaya emisi IPO akan digunakan untuk tiga keperluan. Pertama, sekitar 19% untuk membayar sebagian utang dari BCA.

Manajemen perusahaan ini menyebutkan, ALTO mendapat fasilitas kredit dari BCA senilai Rp 52,73 miliar. Bunga pinjaman ini 10,5% per tahun. Tenor utang ini selama 5 tahun terhitung sejak 4 November 2012 sampai dengan 20 April 2017.

Kedua, 15% dana IPO dialokasikan untuk membiayai penambahan armada distribusi. ALTO membutuhkan truk yang digunakan untuk pengangkutan. Alokasi ketiga, ALTO akan menggunakan 66% dana IPO bagi penambahan modal kerja perusahaan ini.

Ekspansi bisnis

Direktur Utama ALTO, Bhakti Salim, menyatakan, jumlah total dana bagi tiga keperluan tersebut mencapai sekitar Rp 60,45 miliar. Perusahaan ini juga bertekad membenahi serta meningkatkan distribusi produknya. Saat ini, area distribusi produk perusahaan ini masih terbatas di sejumlah daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten. 

Setelah IPO, Bhakti berharap, pasar ALTO bisa lebih besar. Tri Banyan membidik pasar di Jawa Tengah dan Bali. Tahun lalu, ALTO baru memiliki 600 jaringan distributor. Perusahaan ini berniat menambah jaringan baru menjadi 1.500 unit.

Sampai dengan 22 Januari 2013, ALTO sudah menggunakan dana IPO sekitar Rp 31,48 miliar. Penggunaan dana tersebut adalah, sebesar Rp 4,92 miliar untuk membayar sebagian utang BCA dari alokasi Rp 11,48 miliar. Selain itu, emiten ini telah menggunakan Rp 58,11 juta untuk menambah armada baru dari alokasi semula senilai Rp 9,07 miliar.

ALTO juga telah menggunakan Rp 25,50 dana IPO untuk modal kerja. Pada pos ini, ALTO menganggarkan dana Rp 39,89 miliar.

Sokongan dana segar hasil IPO efektif mendongkrak kinerja ALTO. Per September 2012, pendapatan ALTO meningkat 96,03% menjadi
Rp 175,91 miliar dibandingkan pendapatan tahun 2011 yang sebesar Rp 89,74 miliar.

Harga pokok penjualan Tri Banyan memang turut naik 83,92% menjadi Rp 142,29 miliar. Kendati demikian, laba kotor Tri Banyan naik 171,77% menjadi Rp 33,61 miliar.

Laba usaha ALTO juga ikut terkerek menjadi Rp 21,87 miliar, meningkat 361,39% dari 2011 Rp 4,74 miliar. Alhasil, laba bersih ALTO meroket 1.782,26% menjadi Rp 11,08 miliar per September 2012. Padahal, periode yang sama tahun 2011, laba bersih ALTO hanya Rp 588,76 juta.

Laba bersih per saham juga naik dari Rp 4,71 jadi Rp 71,50 per saham. Sementara utang jangka panjang turun dari Rp 48,71 miliar di akhir tahun 2011 menjadi Rp 43,52 miliar di September 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×