Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Binance Coin (BNB) mungkin namanya belum setenar Bitcoin atau Ethereum. Namun jangan salah, aset kripto yang satu ini disebut-sebut punya prospek yang menarik ke depan seiring fungsi utilitasnya yang beragam. Koin BNB adalah berjenis token ERC-20 yang berjalan di atas blockchain Ethereum dan sudah diluncurkan sejak 2017 silam oleh Binance Exchange.
Pengamat dan investor aset kripto Vinsensius Sitepu mengamini BNB kini semakin populer sebagai pilihan aset kripto para trader. Ia berkaca dari kenaikan harga BNB yang terus terjadi dalam beberapa waktu ke belakang. Merujuk laman coinmarketcap.com, harga BNC pada pukul 17.30 WIB berada di level US$ 559,84. Bandingkan dengan akhir 2020 dan 2019 yang masing-masing masih berada di level US$ 37,60 dan US$ 13,51.
“Secara global, penggunanya terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya dApp (aplikasi) dan token digital yang diterbitkan di blockchain Binance Smart Chain. Dari segi likuiditas pun tinggi. Berdasar Coinmarketcap, volume BNB dalam 24 jam terakhir mencapai US$ 7,63 miliar,” kata Vinsensius kepada Kontan.co.id, Kamis (22/4).
Baca Juga: Prospek cerah, harga Binance Coin (BNB) diprediksi terus naik dalam jangka panjang
CEO Digital Exchange Duwi Sudarto Putra pun berpandangan serupa. Tapi, ia bilang BNB untuk perdagangan di Indonesia saat ini hanya diperbolehkan sebatas spot trading jual beli. Ke depannya, dia berharap akan ada produk derivatifnya. Pasalnya, peminat BNB cukup besar mengingat banyaknya project yang dibangun di atas teknologi milik Binance.
Lebih lanjut, Vinsensius menyebut ada beberapa keunggulan ketika trader maupun investor memutuskan untuk memilih BNB. Pertama, dari segi biaya transaksi, BNB jauh lebih murah daripada aset kripto seperti BTC dan ETH.
Kedua, Blockchain Smart Chain (BSC) memiliki fitur smart contract yang hampir setara dengan smart contract yang ada di blockchain Ethereum. Smart contract adalah fitur pemrograman untuk membuat aplikasi yang berjalan di blockchain.
Ketiga, proses transaksi BNB juga lebih cepat dari kebanyakan aset kripto. Serta, BNB punya ekosistem yang luas, karena diterbitkan oleh bursa aset kripto besar Binance sehingga likuiditasnya pun akan besar.
Baca Juga: Konsorsium blockchain ASEAN resmi dibentuk
Terkait prospek harga BNB, Vinsensius masih enggan memberikan proyeksinya. Hanya saja, dia menegaskan bahwa secara jangka panjang, BNB layak untuk dijadikan pilihan investasi.
“Namun, prospek BNB masih akan sangat menarik karena BNB punya fitur burn coin yang akan membuat supply BNB terbatas di saat permintaan stabil atau bahkan naik. Hal ini berbeda dengan ETH yang tidak punya fitur tersebut, jadi burn coin ini berpotensi mendorong harga BNB ke depan,” imbuh Duwi.
Asal tahu saja, fitur burn coin ini dilakukan setiap kuartal. Adapun, burn terakhir terjadi pada pekan lalu, di mana sebanyak 1 juta koin BNB atau setara dengan US$ 595,31 juta telah dibakar oleh Binance.
Baca Juga: Makin anjlok, penurunan berkelanjutan bisa bikin Bitcoin terjun bebas ke US$ 40.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News