Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) menyiapkan dana Rp 350 miliar untuk akuisisi lahan tahun ini. Perusahaan mengincar lahan di Jakarta dan Surabaya.
GWSA masih ingin fokus mengembangkan properti di Kota Jakarta dan Surabaya. "Karena peluangnya masih banyak," kata Linda Halim, Sekretaris Perusahaan GWSA, Rabu (18/2).
Kendati demikian, Linda enggan merinci target total lahan yang dibidik di kedua kota tersebut. Namun, yang pasti, perseroan sedang membidik 2 hektare (ha) lahan di Duri Kosambi, Jakarta Barat, dekat dengan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Asal tahu saja, saat ini, GWSA telah memiliki lahan 5.000 m² di Duri Kosambi. Perseroan berencana mengembangkan lahan tersebut menjadi Kawasan superblok pada tahun ini. "Kami masih proses membuat desain dan menunggu perizinan proyek tersebut," ujar Linda.
Linda mengaku, saat ini, GWSA hanya memiliki landbank seluas 3,1 ha di Jakarta maupun Surabaya. Makanya, perusahaan terus berupaya menambah landbank baru.
Oleh karena keterbatasan lahan itu pula, GWSA bakal lebih fokus mengembangkan gedung-gedung pencakar langit alias highrise building daripada rumah tapak. Apalagi, mencari lahan untuk membangun kawasan highrise building cenderung lebih mudah ketimbang proyek lainnya. "Permintaan gedung-gedung vertikal pun masih terus tumbuh," jelas Linda.
Tahun ini, GWSA akan menggarap tiga proyek highrise. Pertama, gedung perkantoran TCC Batavia Tower II di Jakarta. Proyek ini akan terdiri dari 50 lantai. Saat ini perusahaan tinggal menunggu izin fondasi untuk mempercepat pembangunan.
GWSA berencana menjual 60% gedung perkantoran tersebut, lalu 40% akan disewakan. Asal tahu saja, proyek ini merupakan pengembangan TCC Batavia I yang sudah di bangun sejak tahun lalu.
Proyek kedua adalah pengembangan Capital Square di Surabaya. Proyek ini dibangun di area seluas 1,4 ha. Perusahaan berencana membangun tiga menara di lahan tersebut yakni perkantoran, apartemen dan mall.
Proyek apartemen sudah dibangun sejak tahun lalu dan ditargetkan terdiri dari 453 unit. Hingga Januari lalu, sudah terjual sebanyak 51 unit.
Adapun, proyek ketiga adalah Superblok Duri Kosambi di Jakarta. Namun, proyek ini belum bisa dimulai, sebab masih menunggu proses perizinan.
GWSA sudah menyiapkan belanja modal senilai Rp 600 miliar untuk menggarap ketiga proyek di tahun ini. Dana tersebut bersumber dari khas internal dan hasil penerbitan obligasi.
Tahun ini, GWSA menargetkan marketing sales Rp 2 triliun. Rinciannya, Rp 1 triliun dari Capital Square dan Rp 1 triliun dari proyek TCC Batavia. Sementara proyek Duri Kosambi belum masuk dalam target pendapatan tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News