kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Tahan Suku Bunga Acuan, Seberapa Kuat Peluang IHSG Kembali Menembus Level 7.000?


Selasa, 24 Mei 2022 / 19:56 WIB
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Seberapa Kuat Peluang IHSG Kembali Menembus Level 7.000?
ILUSTRASI. Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan Mei ini masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 3,5% atau di level terendahnya. Pelaku pasar merespons kebijakan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menembus level 7.000.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, pandangan dan sikap BI terhadap kondisi ekonomi saat ini memberikan ketenangan bagi pelaku pasar. Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan dan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada bulan April 2022 menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang pulih secara kuat dan berkelanjutan.

"Hal ini menjadi bekal untuk menghadapi ketidakpastian pasar. Memberikan kenyamanan bagi pelaku pasar untuk bisa terus melanjutkan investasinya di Indonesia. Meskipun kuatnya fundamental ekonomi Indonesia tidak serta merta menghapus ketidakpastian yang ada di pasar," kata Nico saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (24/5).

Nico melihat IHSG memiliki potensi cukup besar untuk kembali ke level 7.000. Namun, perlu dicatat bahwa volatilitas tetap masih ada. Sehingga, ada ruang yang cukup besar pula bagi IHSG untuk bergerak fluktuatif sebelum pada akhirnya kembali menguat.

Baca Juga: BEI Sedang Kembangkan Indeks Baru Berbasis ESG dan Syariah

Setelah memerah pada perdagangan Senin kemarin, IHSG Selasa (24/5) ini bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan. IHSG ditutup menguat 73,36 poin atau 1,07% ke posisi 6.914,14.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana memandang kebijakan BI yang tidak menaikkan suku bunga, ditambah kenaikan bursa secara regional telah mendongkrak IHSG hari ini. Keputusan BI tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga menjadi katalis positif.

"Karena itu menunjukkan BI masih pro pada pertumbuhan ekonomi, dengan konsekuensi inflasi akan terus naik. IHSG berpotensi kembali menembus 7.000," kata Wawan.

Untuk perdagangan Rabu (25/5), Wawan memperkirakan posisi 6.900 akan menjadi support baru IHSG, lalu support kedua ada di 6.800. Kemudian resistance IHSG berada di level psikologis 7.000.

Namun, untuk arus investor asing dalam melakukan net buy, Wawan melihat faktor eksternal akan menentukan. Terutama dari sisi kebijakan The Fed ke depan. "Untuk ini asing masih wait and see terhadap suku bunga The Fed," sebutnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan. Menurutnya, kebijakan BI hari ini belum tentu menggelontorkan arus dana asing ke bursa Indonesia. Menimbang The Fed yang sudah mulai menaikkan suku bunga acuan dengan lebih agresif.

Imbasnya, akumulasi net sell tercatat hingga Rp 9 triliun sejak The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Meski demikian, net sell investor asing memang cenderung mereda pada periode 17-21 Mei 2022. 

"Yang terjadi saat ini lebih ke volatilitas sesaat, pelaku pasar masih mencoba mencerna sentimen-sentimen yang beredar, terutama sentimen eksternal," kata Valdy.

Dia menambahkan, kebijakan BI saat ini memang masih relatif sesuai dengan perkiraan. Namun, ke depan ada kemungkinan kenaikan BI Rate untuk menyesuaikan dengan kenaikan yang agresif dari The Fed Rate.

Baca Juga: IHSG Fluktuatif, BEI Optimistis Bursa Saham Dapat Bergerak Positif Sepanjang 2022

Oleh sebab itu, Valdy melihat saham-saham defensif seperti ICBP, UNVR, TLKM, MAPI dan MYOR masih bisa dicermati oleh pelaku pasar. 

"Komoditas juga masih menjadi top picks. Di samping tingginya harga komoditas, ekspektasi dividen juga menjadi salah satu potensi katalis," ujar Valdy.

Sementara itu, Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana juga memandang keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan menjadi katalis positif bagi pergerakan pasar. Untuk saat ini, makro ekonomi Indonesia masih terkontrol sehingga atmosfer investasi, terutama di pasar saham tetap menarik.

Menimbang hal tersebut, dana dari investor asing (net buy) masih berpotensi kembali mengalir deras ke pasar Indonesia. Dengan catatan, tidak menutup kemungkinan pada paruh kedua tahun ini BI akan melakukan pengetatan ekonomi dengan kenaikan suku bunga.

"Dengan katalis ini, kami lebih menyarankan untuk melakukan buy on weakness pada emiten-emiten perbankan," kata Raditya.

Adapun untuk perdagangan Rabu (25/5) IHSG berpotensi untuk kembali naik ke area 6.975 - 7.000. Tetapi, jika merosot lagi ke bawah 6.800, maka IHSG kemungkinan besar akan lanjut koreksi ke 6.700 atau di bawah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×